Custom Search

Keluarga - Dalam Keadaan Darurat!




Smashed  wedding picture


Keluarga—Dalam Keadaan Darurat!


”DAN mereka pun hidup bahagia selama-lamanya.” Akhir sebuah dongeng seperti itu semakin jarang didapati dalam keluarga-keluarga dewasa ini. Ikrar perkawinan untuk mengasihi satu sama lain ’di saat senang atau susah sepanjang hidup mereka berdua’ sering kali hanyalah formalitas belaka. Kemungkinan untuk memiliki keluarga yang bahagia tampak seperti permainan judi dengan segala untung-untungannya.

Antara tahun 1960 dan 1990, angka perceraian meningkat lebih dari dua kali lipat di sebagian besar negara industri Barat. Di beberapa negeri, angka ini meningkat empat kali lipat. Misalnya, setiap tahun sekitar 35.000 perkawinan disahkan di Swedia, dan sekitar setengahnya gagal, melibatkan lebih dari 45.000 anak-anak. Tingkat perpisahan di kalangan pasangan yang hidup bersama tanpa menikah bahkan lebih tinggi, mempengaruhi puluhan ribu anak-anak lagi. Trend serupa bermunculan di negara-negara di seluruh dunia, sebagaimana dapat terlihat dari kotak pada halaman 5.

Memang, keluarga berantakan dan perkawinan yang berakhir bukanlah hal baru dalam sejarah. Kaidah Hammurabi dari abad ke-18 SM mencakup hukum yang memperbolehkan perceraian di Babilon. Bahkan Hukum Musa, yang ditetapkan pada abad ke-16 SM, mengizinkan perceraian di Israel. (Ulangan 24:1) Akan tetapi, ikatan keluarga belum pernah serapuh pada abad ke-20 ini. Lebih dari satu dekade yang lalu, seorang kolumnis surat kabar menulis, ”Lima puluh tahun mendatang, keluarga dalam pengertian tradisional bahkan mungkin sudah tidak ada lagi. Kemungkinan, yang ada hanyalah berbagai jenis kelompok manusia sebagai pengganti keluarga.” Dan sejak saat itu kecenderungannya tampak meneguhkan gagasan sang kolumnis. Sedemikian cepatnya lembaga keluarga merosot sehingga pertanyaan ”Apakah keluarga masih akan bertahan?” menjadi semakin relevan.

Mengapa sedemikian sukar bagi begitu banyak pasangan untuk berpaut satu sama lain dan mempertahankan keutuhan keluarga? Apa rahasia dari orang-orang yang telah berpaut bersama seumur hidup, dengan bahagia merayakan perkawinan perak dan emas mereka? Secara kebetulan, pada tahun 1983 dilaporkan bahwa seorang pria dan seorang wanita di bekas republik Soviet, Azerbaijan, yang merayakan hari jadi perkawinan mereka yang ke-100—masing-masing pada usia 126 dan 116 tahun.

Apa Ancamannya?

Di banyak negeri, beberapa dasar untuk perceraian yang sah adalah perzinaan, kekejaman mental atau fisik, pengabaian keluarga, alkoholisme, impotensi, ketidakwarasan, bigami, dan kecanduan obat bius. Akan tetapi, penyebab yang lebih umum adalah bahwa sikap fundamental terhadap perkawinan dan kehidupan keluarga tradisional telah berubah secara radikal, khususnya selama beberapa dekade terakhir ini. Respek terhadap lembaga yang sejak lama dianggap sakral ini telah terkikis. Para produser yang tamak di bidang musik, film, opera sabun di TV, dan bahan bacaan populer telah mengagung-agungkan apa yang disebut kebebasan seksual, perbuatan amoral, tingkah laku bebas, dan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri. Mereka telah mempromosikan suatu kebudayaan yang mencemari pikiran dan hati dari orang-orang tua maupun muda.

Sebuah jajak pendapat pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa 22 persen orang Amerika mengatakan bahwa perselingkuhan adakalanya baik untuk perkawinan. Sebuah edisi khusus salah satu surat kabar terbesar di Swedia, Aftonbladet, mendesak para wanita untuk bercerai karena ”hasilnya hanya akan lebih baik”. Beberapa psikolog dan antropolog populer bahkan telah berspekulasi bahwa pria ”diprogram” oleh evolusi untuk berganti-ganti pasangan setiap beberapa tahun sekali. Dengan kata lain, mereka memberi kesan bahwa perselingkuhan dan perceraian adalah wajar. Beberapa bahkan berpendapat bahwa perceraian orang-tua bermanfaat bagi anak-anak, mempersiapkan mereka untuk mengatasi perceraian mereka sendiri suatu hari nanti!

Banyak anak muda tidak lagi berkeinginan menjalani kehidupan keluarga tradisional, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. ”Tidak terbayangkan oleh saya untuk menjalani seluruh kehidupan saya bersama mitra yang sama”, adalah pandangan yang populer. ”Perkawinan itu bagaikan hari Natal, cuma dongeng. Saya sama sekali tidak mempercayainya,” kata seorang pemuda Denmark berusia 18 tahun. ”Saya rasa, buat apa susah-susah hidup bersama [laki-laki] dan mencucikan kaus kaki mereka,” demikian Noreen Byrne dari Dewan Wanita Nasional di Irlandia menyatakan. ”Lebih baik jalan-jalan dan bersenang-senang bersama mereka . . . Banyak wanita yang memutuskan bahwa mereka tidak membutuhkan laki-laki sebagai tumpuan hidup.”

Rumah Tangga dengan Orang-Tua Tunggal Sedang Bertambah

Di seluruh Eropa, sikap ini turut menyebabkan peningkatan yang pesat dalam jumlah ibu tak bersuami. Sebagian dari antara orang-tua tunggal ini adalah remaja-remaja yang merasa bahwa kehamilan yang tidak direncanakan bukanlah suatu kekeliruan. Beberapa dari mereka adalah wanita-wanita yang ingin mengasuh anak mereka seorang diri. Sebagian besar adalah ibu-ibu yang hidup bersama ayah dari anak-anaknya selama beberapa waktu, tanpa rencana apa pun untuk menikahi pria tersebut. Tahun lalu, majalah Newsweek menerbitkan liputan utama mengenai pertanyaan ”Apakah Perkawinan Sudah Mati?” Liputan itu menyatakan bahwa persentase anak di luar nikah meningkat pesat di Eropa dan tampaknya tidak seorang pun yang peduli. Swedia mungkin berada di urutan pertama, setengah dari semua bayi di sana lahir di luar nikah. Di Denmark dan Norwegia jumlahnya mendekati setengah, dan di Prancis dan Inggris, sekitar 1 dari 3 bayi.

Di Amerika Serikat, keluarga-keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu telah menurun secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir. Sebuah laporan mengatakan, ”Pada tahun 1960, . . . 9 persen dari semua anak hidup dalam rumah dengan orang-tua tunggal. Pada tahun 1990, jumlah itu telah melambung hingga 25 persen. Sekarang ini, 27,1 persen dari semua anak Amerika lahir dalam rumah dengan orang-tua tunggal, jumlah yang sedang meningkat. . . . Sejak tahun 1970, jumlah keluarga dengan orang-tua tunggal telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Dewasa ini, keluarga tradisional sedemikian terancamnya sehingga itu mungkin berada di ambang kepunahan, kata beberapa peneliti.”

Di negeri-negeri BARAT telah banyak kehilangan wewenang moralnya, keluarga dengan orang-tua tunggal sedang bertambah. Kurang dari setengah rumah tangga Italia yang terdiri dari ibu, ayah, serta anak-anak, dan keluarga tradisional sedang digantikan oleh pasangan tanpa anak dan rumah tangga dengan orang-tua tunggal.

Sistem jaminan sosial di beberapa negeri sebenarnya malah menganjurkan orang-orang untuk tidak menikah. Ibu tak bersuami yang menerima bantuan sosial akan kehilangan bantuan itu jika mereka menikah. Para ibu tak bersuami di Denmark mendapat subsidi tambahan untuk perawatan anak, dan dalam beberapa kelompok masyarakat, para ibu di bawah umur mendapatkan uang tunai ekstra dan tidak perlu membayar uang sewa tempat tinggal. Jadi, ini ada sangkut-pautnya dengan uang. Alf B. Svensson menyatakan bahwa satu perceraian di Swedia menguras antara 250 ribu dan 375 ribu dolar AS dari para pembayar pajak dalam bentuk subsidi, penggantian ongkos tempat tinggal, dan bantuan sosial.

Kaum Rohaniawan tampaknya tidak banyak berbuat atau sama sekali tidak berupaya membalikkan trend yang menghancurkan di antara keluarga-keluarga ini. Banyak pemimpin agama bergulat melawan krisis keluarga mereka sendiri, sehingga mereka merasa tidak sanggup membantu orang lain. Beberapa bahkan tampaknya menganjurkan perceraian. Aftonbladet terbitan 15 April 1996 melaporkan bahwa rohaniawan Steven Allend dari Bradford, Inggris, menyusun suatu upacara resmi perceraian, yang ia sarankan untuk difungsikan sebagai upacara resmi di semua gereja Inggris. ”Ini adalah suatu jasa penyembuhan untuk membantu seseorang menerima dan menyesuaikan diri dengan apa yang telah menimpanya. Ini membantu mereka sadar bahwa Allah masih mengasihi mereka dan melepaskan mereka dari perasaan sakit itu.”

Jadi, menuju ke manakah lembaga perkawinan? Adakah harapan bagi lembaga perkawinan untuk bertahan? Dapatkah keluarga-keluarga secara individu

memelihara persatuan mereka di bawah ancaman yang sedemikian besar? Silakan perhatikan artikel berikut.



PERBANDINGAN ANTARA PERKAWINAN DAN PERCERAIAN SETIAP TAHUN DI BEBERAPA NEGERI



NEGERI TAHUN PERKAWINAN PERCERAIAN

Amerika Serikat 1993 2.334.000 1.187.000
Australia 1993 113.255 48.324
Denmark 1993 31.507 12.991
Estonia 1993 7.745 5.757
Federasi Rusia 1993 1.106.723 663.282
Inggris 1992 356.013 174.717
Jepang 1993 792.658 188.297
Jerman 1993 442.605 156.425
Kanada 1992 164.573 77.031
Kuba 1992 191.837 63.432
Maladewa 1991 4.065 2.659
Norwegia 1993 19.464 10.943
Prancis 1991 280.175 108.086
Puerto Riko 1992 34.222 14.227
Republik Ceko 1993 66.033 30.227
Swedia 1993 34.005 21.673


(Berdasarkan 1994 Demographic Yearbook, Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York 1996


Sumber :
Dikutip & diedit Appeared in The Watchtower April 1, 1998Watchtower April 1, 1998
Copyright © 2006 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. All rights reserved.

[+/-] Selengkapnya...

Saling Mencintai = Menerima Ketidaksempurnaan

Makna tersirat di balik kekurangan pasangan kita.


SALING MENCINTAI = MENERIMA KETIDAKSEMPURNAAN

Kondisi stres yang sedang kita alami, baik mengenai tekanan pekerjaan maupun masalah keluarga, cenderung membuat kita menjadi orang yang lebih cepat marah dan mudah emosi. Di dalam berhubungan, terkadang perilaku tersebut bisa menyebabkan perasaan tersinggung atau bahkan pertengkaran dengan pasangan kita. Oleh sebab itu, mari redam hawa peperangan dengan mengerti sedikit siapa dan bagaimanakah pasangan kita.

Tidak ada orang yang sempurna. Kita semua pasti memiliki kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan pasangan kita. Dengan mencoba belajar untuk bisa melihat mereka dari sudut pandang yang lebih rasional atau lebih dimengerti, mungkin bisa menjadi kado hari Valentine terbaik yang bisa diberikan kepada pasangan kita. Menurut studi yang dilakukan di University of Washington, Neil Jacobson, PhD, psikolog dan pendiri integrative behavioral couples therapy, menyatakan perilaku saling menerima antar pasangan tidak hanya akan meningkatkan keintiman dan kepuasan dalam berhubungan saja, tapi juga bisa menghindari kita terjadinya perselingkuhan. Sebab dengan sikap saling menerima, maka kedua belah pihak tidak akan merasakan adanya tekanan satu sama lain.

# Sembrono. Jika seorang pria mampu membangun rumah, menerbangkan pesawat, memperbaiki mobil yang rusak, tapi banyak wanita yang merasa heran, mengapa para suami tidak bisa membersihkan cucian piring? Atau sekedar mengganti tisu di toilet yang sudah habis? Sebenarnya, kita tidak perlu seorang profesor untuk mengetahui alasan mengapa wanita lebih condong bisa melakukan pekerjaan rumah lebih banyak dibading yang para kaum pria bisa kerjakan.

Sebenarnya, faktor keengganan suami pasangan membantu kita adalah karena mereka memiliki rasa takut lebih besar akan mengganggu pekerjaan kita dibanding kekacauan yang bisa dan akan mereka perbuat.

Dibanding marah-marah, sebaiknya apa yang bisa kita lakukan? Gunakanlah komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang tidak hanya sebatas penyampaian pesan saja tapi harus disertakan dengan kontak verbal, seperti kontak mata dan penggunaan intonasi yang tepat, atau kita bisa membubuhkan sedikit humor. Jika suami tampak tidak peduli sama sekali dengan debu-debu yang menempel di perabot rumah, maka pahamilah bahwa memang kaum pria tidak didesain untuk bisa memperhatikan hal-hal yang kecil seperti kaum perempuan.

# Tidak banyak bicara. Biasanya, wanita memang lebih terbuka dan cerewet dibanding kaum pria. Penelitian yang dilakukan Ronald F.Levant, EdD, dari University of Akron, menyatakan sebenarnya baik lelaki maupun perempuan dilahirkan dengan kapasitas berperilaku ekspresif yang sama, namun yang membuatnya berbeda adalah cara mensosialisasikannya saja.

Orang tua akan lebih cenderung mengekspos jangkauan emosi mereka yang lebih luas pada anak perempuannya dibanding anak lelaki, dan orang tua juga bekerja keras untuk bisa mengantur perubahan emosi dari anak-anak mereka. Mungkin saja, pasangan hidup kita merupakan tipe lelaki pendiam dikarenakan sejak kecil memang mereka tidak diajarkan untuk mengekspresikan emosi mereka. Jadi jangan pernah menginterpretasikan “diamnya” pasangan sebagai sinyal bahwa mereka sudah mulai bosan dan tidak lagi tertarik dengan kita. Seharusnya, jika kita percaya akan besarnya cinta pasangan pada kita, maka kita bisa melihat bagaimana pasangan mengkomunikasikan bentuk cinta mereka dengan cara yang non-verbal.

# Terlalu sibuk. Memiliki pasangan yang bekerja 7/24 jam memang kadang membuat kita kesal, marah dan tidak dihargai. Tapi cobalah kita selami satu kata, yaitu pengampunan. Dimana kita bisa menerima dan mengampuni kesalahan orang lain serta mengubah pengampunan tersebut menjadi rasa sayang. Ajaklah pasangan kita untuk berbicara dari hati ke hati, ketimbang hanya menyalahkan dan mengeluarkan kalimat makian. Berikan rasa hormat dan dukungan kepada pasangan kita sehingga mereka bisa merasakan kalau kita selalu ada untuk mendukung dan memberikan perhatian kepada mereka. Dan pada akhirnya, mereka dengan sendirinya akan merubah jadwal kerja dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kita.

Berusaha untuk belajar mencintai kekurangan pasangan kita bukan berarti mereka akan merubah perilaku mereka. Tapi, yang pasti kita sendiri akan merasakan perubahannya, seperti peningkatan rasa percaya, intimasi, dan rasa sayang kepada pasangan kita. Coba pada valentine kali ini :

1. Tuliskan surat kepada pasangan kita yang berisi apresiasi kita untuk segala bentuk empati, keingintahuan, dan kebaikan yang dia tunjukkan melalui kekurangan yang ada padanya.

2. Berikan pasangan kita kado spesial untuk merayakan perbedaan kita. Contoh, jika pasangan kita suka menikmati konser dengan hingar bingarnya dan kita tidak, coba belilah 2 tiket konser untuk kita tonton bersama. Tunjukkan betapa besarnya cinta kita dengan menikmati konser tersebut karena hal itu yang akan membuat pasangan kita bahagia.(Astrid Anastasia)



(Sumber : www.preventionindonesia.com)

[+/-] Selengkapnya...

Hidup Penuh Tawa Bikin Awet Muda

Hidup Penuh Tawa Bikin Awet Muda



shutterst

KOMPAS.com — Tertawa lepas adalah salah satu cara terbaik dan termudah untuk mengusir stres sehari-hari yang kerap mengganggu kesehatan kita. Artinya, semakin banyak kita tertawa, semakin sehatlah tubuh dan pikiran kita.

Pemikiran lama menyebutkan kita tertawa hanya jika ada hal yang lucu. Plus, tidak semua orang terlahir humoris. Humoris atau tidak, itu ditentukan oleh gen. Padahal, faktanya tidak demikian. Penelitian terbaru menunjukkan tertawa bisa dilatih dan dilakukan setiap hari. Ini adalah pendapat dari Lee Berk, ilmuwan dari Loma Linda University.

Lewat penelitiannya, Berk menyimpulkan bahwa tertawa yang tidak lepas atau yang sudah diantisipasi sebelumnya tetap memiliki manfaat sehat, yaitu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sebesar 26 persen.

Selain itu, tertawa juga dapat menurunkan kadar C-reactive protein. Ini adalah bagian protein yang menjadi salah satu tolok ukur risiko diabetes dan gangguan jantung seseorang. Semakin tinggi level C-reactive protein, semakin tinggi risiko jantung dan diabetes.

Karena itu, rajinlah tertawa meski tidak ada hal yang benar-benar lucu yang bisa menyebabkan kita terbahak-bahak. Tertawalah untuk hal-hal kecil atau untuk lelucon yang sudah pernah kita dengar sebelumnya.


Editor: Anna | Sumber :Prevention Indonesia

[+/-] Selengkapnya...

Sifat Yang Sangat Manusiawi

Man tempted  to steal money

A Trait
Distinctively Human (Sifat Yang Sangat Manusiawi)

Man tempted to steal money


Jodie punya bisnis penjualan warisan. Ia membantu seorang wanita memilih dan menjual barang-barang rumah tangga milik almarhumah kakak wanita itu. Sewaktu memeriksa sebuah tungku tua, ia menemukan dua kotak alat pancing. Ketika memeriksa salah satu kotak, ia pun terperanjat. Ada banyak gulungan uang 100 dolar AS yang dibungkus kertas aluminium—senilai 82.000 dolar AS! Jodie hanya sendirian di ruangan itu. Apa yang harus ia lakukan? Diam-diam mengambil kotak itu atau memberi tahu kliennya bahwa ia menemukan uang tersebut?


DILEMA Jodie menonjolkan salah satu karakter yang membedakan kita dari binatang yang tidak berakal. The World Book Encyclopedia menyatakan, ”Salah satu sifat istimewa manusia adalah kesanggupan untuk bernalar tentang apa yang boleh atau tidak boleh kita lakukan.” Apabila seekor anjing yang lapar menemukan sepotong daging di atas meja, ia tidak akan menimbang-nimbang apakah ia boleh makan daging itu atau tidak. Namun, Jodie memiliki kesanggupan untuk mempertimbangkan apakah keputusannya benar atau salah. Jika ia menyimpan uang itu berarti ia mencuri, tetapi kecil kemungkinannya ia akan ketahuan. Uang itu memang bukan miliknya; tetapi, kliennya juga tidak mengetahui keberadaan uang tersebut. Selain itu, masyarakat di lingkungan Jodie akan menganggapnya bodoh kalau dia memberikan uang itu kepada kliennya.

Apa yang akan Saudara lakukan apabila Saudara berada dalam situasi demikian? Jawaban Saudara akan bergantung pada standar etik mana yang Saudara pilih.
Apa yang Dimaksud dengan Etika?

”Etika” telah didefinisikan sebagai ”ilmu yang mempelajari apa yang secara moral benar dan salah”. (Collins Cobuild English Dictionary) Penulis Eric J. Easton berkata, ”’Etika’ dan ’moralitas’ memiliki makna dasar yang sama. Yang pertama berasal dari bahasa Yunani (ethikos) dan yang kedua dari bahasa Latin (moralis), dan kedua-duanya memaksudkan aturan kebiasaan dan tradisi.”

Sejak lama, agama biasanya menentukan standar etik yang dianut orang. Firman Allah, Alkitab, menjadi pengaruh yang kuat dalam kehidupan banyak masyarakat. Namun, semakin banyak orang di seluruh dunia menganggap berbagai standar agama tidak praktis dan kaidah moral Alkitab ketinggalan zaman. Apa yang telah menggantikannya? Buku Ethics in Business Life mengatakan bahwa ”penalaran sekuler telah . . . mengalahkan wewenang yang tadinya dimiliki agama”. Ketimbang berpaling kepada standar etik agama, banyak orang mencari bimbingan dari pakar ilmu etika sekuler. Seorang pakar bioetik Paul McNeill berkata, ”Menurut saya, peranan pendeta sudah diambil alih oleh para pakar etik. . . . Orang-orang sekarang dibimbing oleh etika dan tidak lagi oleh agama.”

Sewaktu Saudara menghadapi keputusan yang sulit, bagaimana Saudara menentukan mana yang benar dan mana yang salah? Apakah standar etik Saudara ditentukan oleh Allah atau oleh Saudara sendiri?



Sumber :

Appeared in The Watchtower December 1, 2004
Copyright © 2008 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. All rights reserved.
Terjemahan Bahasa Indonesia : Watchtower Library 2008

[+/-] Selengkapnya...

Showing Love!

Showing Some Love Glitter Graphics




Showing Some Love Glitter Graphics


Showing Some Love Glitter Graphics

[+/-] Selengkapnya...

Iman .......

pray -  berdoa


Seorang Atheist mengintip tetangganya yang rajin berdoa, tetapi sangat miskin. Untuk mengolok-olok iman mereka, diam-diam si Atheist menaruh sekarung penuh makanan di depan pintu rumah mereka.

Tentu saja, si tetangga lantas bersujud syukur menyembah Tuhan. Tapi tiba-tiba si Atheis nongol dan tertawa: “Kalian bodoh! Makanan itu bukan dari Tuhan, tetapi aku si Atheist yang meletakkannya di depan pintu!”.

Mendengar itu si tetangga bersujud penuh haru, katanya: “Tuhan Maha Besar! Bahkan Iblis pun dapat Engkau gunakan untuk mengantar berkahMU yang melimpah!”.


Sumber : www.yauhui.net


[+/-] Selengkapnya...

A Friend For A Friend . . .

A Friend For A Friend...



Have a Lovely Good Day Friend























































































Sumber :
Dr. Leo Marcelinus Handoko, SpKJ, MSc
Psychiatrist & Consultant of Nerve Revitalization

[+/-] Selengkapnya...

Inilah Kota Tertua Di dunia yang Berada Di Bawah Laut

Para geo-arkeologi laut kembali membuat prestasi besar dengan keberhasilannya mengungkap keberadaan kota kuno yang terendam di bawah laut. Kota bernama Pavlopetri di Yunani ini diperkirakan eksis pada jaman perunggu yakni 5000-6000 tahun lalu atau 12000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan semula. Yang menarik, jejak keberadaan kota yang tenggelam 4-5 meter di bawah laut ini masih terlihat jelas, termasuk runtuhan bangunan serta benda-benda peninggalannya seperti tembikar, keramik, dll.

Para ahli memperkirakan, inilah kota bawah laut tertua di dunia yang berhasil ditemukan. "Diperkirakan kota yang tenggelam ini adalah kota pelabuhan. Hal ini ditandai dari bangkai kapal yang berada di dekatnya. Penemuan keramik zaman neolitikum, merupakan suatu yang luar biasa. Kota ini dulunya adalah tempat perdagangan barang dan jasa yang maju," ujar.Geo-arkeologi laut Dr Nic Flemming dari National Oceanography Centre, Southampton.

Pavlopetri terletak di kedalaman 3 - 4 meter di bawah air tidak jauh dari pantai berpasir selatan Laconia.



Kotanya masih sangat lengkap. Bangunan rumah, jalan, halaman, gedung peribadahan, kuburan, semuanya sudah dipetakan menggunakan perlengkapan 3-D digital yang paling mutakhir.

Pavlopetri dulunya diperkirakan berasal dari periode Mycenaean (sekitar 1680-1180 SM), dari masa sejarah Yunani Kuno yang kaya akan kesusasteraan dan mitos. Dari benda-benda tembikar Neolitis yang baru saja ditemukan menunjukkan tempat ini mungkin telah ditempati sejak sedikitnya 2800 SM. Dengan mempelajari tempat bahari penting ini, peneliti berharap untuk dapat lebih mengerti tentang peninggalan dari masyarakat Yunani Zaman Perunggu.



Proyek pengungkapan kota ini dilaksanakan oleh suatu tim multidisipliner, termasuk Dr Flemming, yang dipimpin oleh Mr Elias Spondylis, Ephorate dari Underwater Antiquities dari Kementerian Kebudayaan Hellenic di Yunani dan Dr Jon Henderson, seorang arkeolog bawah air dari Departemen Arkeologi di Universitas Nottingham.

Kota kuno bawah air ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967 oleh Flemming, kemudian di National Institute of Oceanography. Ia dulu memperkirakan kota itu berasal pada jaman perunggu 2000 BC. Flemming kemudian bergabung dengan tim dari Cambridge University pada1968, untuk melakukan penelitian.

Hasilnya diterbitkan oleh The British School di Athena pada tahun 1969, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. Penelitian itu ‘stag' selama 40 tahun, Sejak itu tidak ada lagi peneliti yang masuk ke sana untuk mengungkap misteri kota kuno itu. Tahun 70-an Flemming bergabung dengan arkeolog dari University of Nottingham dan Ephorate dari Underwater Antiquities dari Kementerian Kebudayaan Hellenic, kembali memulai penelitian pada situs kuno itu.



"Apa yang kami temukan di sini adalah sesuatu yang dua atau bahkan tiga ribu tahun lebih tua daripada sebagian besar kota terendam yang telah dipelajari," kata Flemming: "Dan uniknya, kami memiliki rencana kota yang lengkap, utama jalan-jalan dan semua bangunan domestik. Kita dapat mempelajari bagaimana itu digunakan sebagai pelabuhan, di mana kapal-kapal datang dan bagaimana perdagangan dikelola. " jelasnya.

Dr. Jon Henderson, seorang arkeolog dari Universitas Nottingham, bergabung memimpin penelitian dengan Elias Spondylis dari Benda Purbakala Bawah Air Ephorate bagian dari Kementrian Kebudayaan Hellenic di Yunani. Dr. Henderson adalah arkeolog pertama dalam 40 tahun yang mendapat surat izin resmi dari pemerintah Yunani untuk bekerja di sana.



"Hal ini sangat menggairahkan. Saya pernah membaca tentang situs ini ketika saya masih muda dan sulit dipercaya bahwa saya bukan hanya menyelam di sana tetapi juga berkesempatan untuk mengerjakannya. Kemudian kami menemukan sekitar 9.000 meter persegi gedung baru yang baru-baru ini tampak karena pergerakan di pasir, sungguh luar biasa," kata Dr. Henderson.









[+/-] Selengkapnya...

Membuat Perjalanan Udara Lebih Nyaman

Pilots in a flight simulator


Membuat Perjalanan Udara Lebih Nyaman


San  Francisco runway simulation
Simulated takeoff from San Francisco
and flight over New York City

New York City simulation


Flight simulator
Flight simulator, Denver, Colorado



SANG kapten mendorong tuas pengatur kecepatan ke depan, dan kopilot menyatakan telah menerima izin terbang dari pengontrol lalu lintas udara. Sambil duduk di belakang pilot sebagai pengamat kokpit, jantung saya berdegup seraya mesin jet mulai menderu. Tubuh saya tertekan pada tempat duduk seraya pesawat Boeing 747—”si burung besi” yang dikendalikan pilot itu—melaju kencang. Kemudian, dengan amat mulus, kami lepas landas, dan Landasan Pacu No. 34 di Bandara Internasional New Tokyo tertinggal semakin jauh di bawah kami.

Bahaya di Udara!

Beberapa saat kemudian, kami mendengar letupan keras, dan pesawat mulai berguncang dan oleng tak terkendali. Suara yang memekakkan telinga memenuhi kokpit. Itu suara bel alarm! Sejumlah lampu peringatan berwarna merah dan kuning menyala di panel instrumen seraya kopilot mencoba meluruskan arah pesawat.
”Mesin nomor tiga terbakar!” seru sang kapten sambil menekan tombol yang menghentikan bunyi alarm. ”Tidak ada putaran, tekanan oli, dan hidrolik nomor tiga,” kata kopilot. ”Mundurkan tuas mesin nomor tiga. Tutup aliran bahan bakar nomor tiga. Nomor tiga rusak.” Setelah tiap-tiap perintah diserukan, salah seorang pilot melakukan tindakan yang sepatutnya lalu dipastikan oleh pilot satunya lagi. Dengan gerakan yang seolah-olah sudah diarahkan, mereka mengatasi situasi itu bersama-sama. Saya kagum melihat mereka tetap tenang namun bertindak dengan penuh keyakinan untuk mengendalikan situasi itu.

Selanjutnya, kopilot menghubungi pengontrol lalu lintas udara lewat radio, memohon izin pendaratan darurat dan meminta agar perlengkapan darurat disiapkan. Ia lantas memberi tahu awak kabin agar mempersiapkan penumpang untuk pendaratan darurat.

Seraya kru melakukan apa yang tertera pada daftar periksa darurat mereka, saya mencoba mengusap keringat dari alis saya sambil berpegang erat-erat pada tempat duduk! Saya lega sekali sewaktu pesawat itu mendarat dengan mulus. Saya juga merasa sedikit geli karena terlalu takut. Sebenarnya, pengalaman di atas bukan sungguhan. Saya tidak sedang terbang di atas Jepang. Saya sedang duduk di simulator penerbangan yang canggih (mirip dengan yang diperlihatkan di atas) di Pusat Penerbangan United Airlines, di Denver, Kolorado, AS. Kru penerbangan itu hanya menjalani latihan. Bagi saya—seorang veteran dalam simulator penerbangan di komputer pribadi—ini adalah pengalaman yang mengasyikkan.


Simulasi demi Keamanan


Skenario serupa dilakukan ratusan kali setiap hari oleh kru penerbangan dalam simulator seperti ini. Mengapa? Untuk pelatihan mereka dan demi keamanan masyarakat yang mengadakan perjalanan—keamanan Anda. Tetapi, mengapa pelatihan demikian dilakukan dalam simulator dan bukannya dalam pesawat sungguhan? Ada banyak alasan, namun sebelum kita membahasnya, pertama-tama marilah kita melihat perkembangan simulasi penerbangan.

Selama perang dunia pertama dan kedua, sekolah-sekolah yang menggunakan simulator penerbangan sederhana didirikan untuk memenuhi meningkatnya permintaan akan pilot-pilot yang memenuhi syarat. Pada akhir tahun 1960-an, simulasi penerbangan mengalami kemajuan pesat seraya simulator menjadi semakin riil. Bahkan, mulai ada tiruan detail-detail yang lebih kecil, seperti simulasi pesawat menurut bobotnya dan banyaknya bahan bakar yang dibawa. Faktor-faktor seperti itu mempengaruhi pengendaliannya. Kemudian, selama terbang, bahan bakar digunakan dan karakteristik terbang pesawat pun berubah. Kemajuan di bidang elektronik dan komputer telah memungkinkan adanya simulasi ini dan banyak kondisi lainnya.

Tujuannya adalah membuat simulator yang dapat meniru penerbangan nyata semirip mungkin. Untuk tujuan ini, simulator modern mempunyai penyangga hidraulis yang besar dan kuat sehingga dapat bergerak ke enam arah. Sistemnya ditenagai pompa-pompa besar hidraulis yang dapat sewaktu-waktu membuat kru penerbangan merasakan gerakan yang menghasilkan gaya dari +1 sampai –1 g.
Dengan menyesuaikan kontrolnya, pilot dapat merasakan hasilnya seketika itu juga—seperti yang akan mereka rasakan dalam sebuah pesawat terbang. Percepatan, perlambatan, gulingan, anggukan, pendaratan di landasan dan tingkat kekasaran permukaan, serta kondisi cuaca, semuanya tidak hanya dirasakan oleh telinga bagian dalam, tetapi juga seluruh tubuh sang pilot.

Kemajuan lain yang telah dicapai adalah penggunaan sistem visual ciptaan komputer yang menggambarkan bandara-bandara dunia secara spesifik dan medan di sekitarnya. Gambar nyata ini diproyeksikan ke layar yang mengelilingi bagian depan kokpit simulator. Sudut gambar ini mencapai 180 derajat lebarnya dan 40 derajat tingginya. Simulator memungkinkan pilot ”terbang” dalam segala kondisi cuaca—salju, hujan, kilat, hujan es, serta kabut—dan pada siang hari, senja, atau malam hari.
Mengunjungi Sebuah Simulator

Simulator yang saya kunjungi memiliki sebuah jembatan metal yang melintas sepanjang 6 meter antara ”daratan” dan sebuah kotak putih tanpa jendela di atas sebuah panggung besar yang dapat bergerak. Peralatan itu tampak seperti pesawat pendarat di bulan atau seekor laba-laba raksasa.

Di dalam, Anda merasa seolah-olah baru memasuki kokpit pesawat terbang sungguhan. Anda melihat semua tombol, lampu indikator, indikator, saklar, dan tuas yang diatur persis seperti di dalam pesawat yang ditirunya. Terry Bansept, seorang teknisi simulator penerbangan yang menjadi pemandu tur saya, mengatakan bahwa banyak dari panel serta instrumen ini adalah suku cadang dari pesawat sungguhan.
Terry menjelaskan bahwa simulator-simulator penerbangan telah berkembang menjadi tiruan yang persis sama seperti kokpit berbagai model pesawat terbang dalam hal ukuran dan fungsinya. Seraya penggunaan simulasi penerbangan meningkat, masyarakat penerbangan telah mendapati bahwa simulator menyediakan pelatihan penerbangan bermutu tinggi. Selain mengajar pilot untuk terbang, instruksi yang disimulasikan juga mencakup pelatihan untuk prosedur darurat.

Jika sebuah simulator memenuhi standar keakuratan tertentu, pilot bahkan dapat mencatat waktu yang ia gunakan, seperti yang akan ia lakukan kalau sedang terbang menggunakan pesawat sungguhan. Dalam kondisi-kondisi tertentu, hampir seluruh pelatihan dan pengujian bagi pilot dapat dilakukan dalam sebuah simulator.


Manfaat Simulator


Simulator memiliki sejumlah kegunaan yang praktis. Dengan simulator, bahan bakar dan minyak pelumas dapat dihemat. Simulator juga mengurangi sibuknya lalu lintas udara, polusi suara dan udara, serta biaya pelatihan dan pengoperasian. ”Menabrakkan” simulator tidak menelan biaya apa pun, juga tidak ada yang terluka.
”Simulator dapat mengurangi jumlah kecelakaan dalam latihan,” kata Terry. ”Simulator menyediakan pelatihan untuk menangani keadaan darurat, seperti mesin terbakar, patah roda pendarat, pecah ban, kehilangan daya dorong secara total, cuaca yang amat buruk, angin putar, pembekuan, serta kehilangan jangkauan penglihatan.” Selain itu, pelatihan ekstensif mengenai sistem mekanis dapat diberikan, dan malfungsi atau kegagalan sistem dapat ditangani tanpa risiko terhadap pesawat terbang atau nyawa manusia.

Mengomentari hal ini, pilot kawakan, J. D. Whitlatch, mengomentari, ”Skenario yang kami gunakan di simulator mewakili 6 juta kemungkinan kombinasi peristiwa dan kondisi. Tidak mungkin kami dapat melatih kru penerbangan untuk pengalaman sebanyak itu dengan pesawat terbang sungguhan.”

Di Amerika Serikat, simulator itu sendiri diperiksa dengan saksama dan dinyatakan memenuhi syarat oleh Badan Penerbangan Federal (FAA), pilot penguji, dan para teknisi. Sebelum setiap hari latihan, para teknisi memperbaiki, memeriksa, dan ”menerbangkan” simulator mereka guna memastikan agar simulator ini benar-benar mirip dengan pesawat terbang. Bila pesawat sungguhan mengalami modifikasi, perubahan ini harus diterapkan juga pada simulatornya. Setiap enam bulan, wakil-wakil dari FAA ”menerbangkan” simulator untuk memastikan keakuratannya.


Belajar dari Tragedi di Masa Lalu


Dengan informasi pada perekam data penerbangan pesawat dan perekam suara kokpit yang diperoleh dari lokasi kecelakaan, para ahli mesin dapat memprogram simulator untuk menirukan kondisi dan malfungsi yang persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi pada kecelakaan pesawat tertentu. Simulasi dan informasi ini kemudian dapat digunakan sebagai alat untuk membantu para penyelidik menentukan penyebab tiap-tiap kecelakaan. Selain itu, data demikian dapat turut mengajar pilot generasi mendatang caranya bereaksi terhadap problem yang tak terduga. Itu juga digunakan oleh pabrik pesawat dan suku cadang untuk menentukan caranya mendesain serta membuat pesawat dan suku cadang yang lebih baik di masa depan.

Jika hasil penyelidikan menyingkapkan bahwa gara-gara kesalahan pilot, telah atau nyaris terjadi kecelakaan, maka pelatihan dapat dilakukan sehingga kesalahan serupa dapat dihindari di masa depan. Lew Kosich, seorang pilot kawakan, berkata, ”Skenario yang kami tampilkan bukan bersifat fiksi; itu benar-benar terjadi.” Dalam upaya meningkatkan reaksi pilot, program latihan, dan yang terutama keselamatan umum, para pakar industri penerbangan terus-menerus mengevaluasi dan menciptakan situasi nyata serta mengkaji reaksi pilot terhadap hal-hal ini.

Sekarang, saya mencoba ”mendaratkan” ”Boeing 747” di ”Bandara Charles de Gaulle”—di bawah pengawasan cermat kopilot saya, Terry—dan berharap mendengar suara decitan manis tatkala roda menyentuh landasan. Aduh, kesalahan manuver membuat gambar pada layar simulator terhenti! Saya baru saja menabrakkan ”si burung besi” ke menara pengontrol lalu lintas udara!

Kita semua dapat benar-benar merasa lega karena para pilot yang menerbangkan pesawat penumpang memang sudah pakarnya—sebagian berkat simulator penerbangan. Kali lain Anda terbang, Anda dapat merasa yakin bahwa Anda dan sesama penumpang berada di tangan yang sangat terlatih.—Disumbangkan.


[Catatan Kaki]
Simbol g digunakan untuk mengukur gaya percepatan yang bekerja pada orang dalam kendaraan jenis apa pun. Gaya gravitasi bumi menghasilkan percepatan standar sebesar 1 g. Ketika seorang pilot mengerem pesawat agar tidak menukik, ia merasakan gaya ekstra yang menekan dia ke tempat duduknya. Jika gaya ini besarnya dua kali gravitasi, berarti besarnya 2 g.

[Gambar di hlm. 26]
Simulasi lepas landas dari San Francisco dan terbang di atas New York City

[Gambar di hlm. 26]
Simulator penerbangan, Denver, Kolorado



[Sumber : Awake! September 22, 2000 - Copyright 2006 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. All rights reserved]


[+/-] Selengkapnya...

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com