Custom Search

Parman, Pengusaha Yang Kini Jadi Gelandangan

Parman, Pengusaha yang Kini Jadi Gelandangan....



Minggu, 24 Januari 2010 | 12:30 WIB
LEO SUNU

JAKARTA, KOMPAS.com - Siang ini matahari bersinar begitu terik. Seorang pria paruh baya, berperawakan kurus dan bermata sipit duduk berteduh di bawah sebuah pohon rindang di sekitar Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Sesekali kepalanya terangguk-angguk. Bukan karena memberi isyarat mengiyakan. Malahan ia tampak kesakitan dengan anggukan kepalanya itu.

"Saya sakit syaraf leher mas. Urat syarafnya tertarik," kata lelaki paruh baya bernama Suparman (58) ini dalam perbincangan dengan Kompas.com ketika tak sengaja bertemu di depan gerbang Mabes Polri, Minggu (24/1/2010).

Parman, demikian pria ini biasa dipanggil adalah seorang galandangan yang saban hari menggelandang di seputaran kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Sosok Parman memang agak "lain" dengan tampilan gelandangan jalanan lainnya. Meski tubuhnya kurus kering seperti hanya tulang berbalut kulit, penampilannya masih lebih bersih dibanding gelandangan manapun di Jakarta.

Tutur katanya pun menandakan ia pernah mengeyam pendidikan tinggi. Pun guratan-guratan tua di wajahnya masih menyisakan paras tampan dan sisa-sisa kejayaan di masa lalu. "Sudah enam bulan ini saya menggelandang di Jakarta. Tidak punya tempat tinggal," kata Parman sambil tetap "mengangguk-angguk".

Sakit syaraf itu tampaknya cukup banyak menyedot energi Parman. Wajahnya terlihat letih manakala kepalanya selalu mengangguk-angguk sekenanya tanpa bisa dikendalikan oleh lehernya. Siapapun yang menyaksikan Parman tentu miris dengan sosok pria yang ternyata bekas pengusaha garmen sukses ini.

Dampak Krisis

Parman merupakan salah satu dari sekian banyak korban yang jatuh akibat krisis moneter yang mendera Indonesia pada 1998 lalu. Usaha garmen miliknya ambruk lantaran merugi dihujam krisis keuangan. Inilah awal yang menggiring Parman pada situasi seperti sekarang ini. Kondisi ekonomi yang tak menentu saat itu membuatnya kelimpungan dan tak mampu bertahan. Usaha garmen yang dirintisnya sedari kecil hingga besar itu jatuh dalam sekejap. "Dulu saya bisa dapat keuntungan hingga Rp 400 juta sebelum krisis. Sekarang sudah habis semua," kata Parman.

Frustrasi akibat kebangkrutan bisnisnya rupanya menohoknya begitu dalam. Entah bagaimana awalnya, sakit syaraf pun mendera fisik Parman. Pria yang pernah mengeyam pendidikan di Universitas Parahyangan ini mesti keluar masuk rumah sakit karena penyakit syaraf leher itu. Padahal, kata Parman, keuangannya saat itu pun sudah sangat minim karena bangkrut. "Semua uang habis untuk biaya pengobatan. Puluhan kali keluar masuk rumah sakit tapi enggak ada yang bisa mengobati," ucapnya.

Sudah jatuh tertimpa tangga

Nasib buruk yang menimpa Parman rupanya tak berhenti sampai di situ saja. Di tengah kondisi sakitnya, tak dinyana sang istri tiba-tiba menggugat cerai Parman. "Sekitar enam bulan yang lalu saya diceraikan. Mungkin dia sudah enggak tahan sama saya yang sakit-sakitan," ungkapnya.

Vonis cerai pun akhirnya dijatuhkan oleh pengadilan. Ketujuh anak Parman pun dimenangkan pengadilan untuk diasuh istrinya. "Setelah itulah saya menggelandang begini. Saya sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya sudah meninggal semua," kata Parman.

Tiap hari Parman menggantungkan hidupnya pada belas kasihan orang. Untuk tidur dan istirahat ia selalu merebahkan diri di masjid-masjid di sekitaran Blok M. Sementara untuk makan dan minum ia hanya berharap pada kebaikan hati orang yang ditemuinya. "Kalau makan siang saya selalu dikasih sama polisi-polisi di Mabes Polri. Jatah makanan sisa mereka selalu dikasih saya," ucap Parman.

Begitulah Parman setiap harinya bertahan hidup. Pria keturunan Chinese asal Salatiga ini pun sebenarnya tak ingin hidup menjadi gelandangan. Ia mengaku sudah dua kali menyambangi panti sosial untuk bisa tinggal di dalam panti. "Tapi ditolak. Katanya saya masih bisa jalan dan masih bisa keliling-keliling. Jadi enggak usah masuk panti," tuturnya.

Berharap pada Anak

Parman mengaku tidak ingin merepotkan orang lain dengan kondisi fisiknya. Saat diceraikan istrinya, ia pun tak mengharapkan belas kasihan untuk bisa tetap tinggal bersama anak-anaknya. Terlebih ketujuh anaknya pun belum ada yang bisa dikatakan mapan dan memiliki tempat tinggal sendiri. "Semua anak saya masih ikut ibunya. Saya juga enggak mau kalau harus ngerepotin," tukasnya.

Meski demikian ia pun memiliki harapan agar kelak anak-anaknya bisa segera mandiri. Ia yakin, meski istrinya sudah meninggalkannya, namun anak-anaknya masih menyayanginya. "Saya berdoa, kalau anak-anak saya sudah punya tempat tinggal sendiri, insya Allah saya tinggal sama mereka," tandas pria muslim ini.

Matahari makin meninggi. Parman beranjak melangkahkan kakinya untuk mencari tempat persinggahan berikutnya. "Saya mau ke masjid dulu mas. Mau istirahat dulu," kata dia mengakhiri pembicaraan singkat siang ini.

Parman mungkin hanya sepenggal kisah korban krisis ekonomi yang pernah mendera Indonesia. Hancurnya keuangan menjadi sabab musabab dari segala bencana yang kemudian datang bertubi-tubi. Perhatian pemerintah pada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tentu masih belum sepenuhnya menjangkau sosok seperti Parman.

Di tengah maraknya pemberitaan mengenai upaya penertiban anak-anak jalanan oleh Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta, alangkah baiknya jika gelandangan-gelandangan seperti Parman pun mendapat perhatian dan perlakuan yang manusiawi dari pemerintah sebagaimana dijamin dalam UUD 1945.

[+/-] Selengkapnya...

"Hak Dasar Setiap Anak"

"HAK DASAR SETIAP ANAK"



"Sewaktu saya berumur lima tahun, Ayah pernah berhubungan gelap untuk waktu yang singkat dengan sekretarisnya, dan orang tua saya pun bercerai. Sehubungan dengan mengurus saya, mereka melakukan segalanya dengan 'benar' menurut hikmat masa kini. Mereka meyakinkan saya bahwa meskipun mereka tidak lagi salang mencintai, mereka masih mengasihi saya, dan setelah ayah tinggal sendirian di apartemennya di bagian lain kota kami, mereka tetap memenuhi kebutuhan materi saya.

"Dua tahun kemudian ibu menikah lagi, dan kami pindah ke luar negeri. Setelah itu, saya bertemu Ayah sekali saja tiap beberapa tahun. Dalam sembilan tahun belakangan, hanya sekali saya bertemu dengannya. Saya melewatkan sebagian besar masa pertumbuhan tanpa kehadirannya, dan ia mengenal ketiga anak saya-cucunya-hanya lewat surat dan foto yang saya kirimkan kepadanya. Mereka tidak pernah bertemu kakek mereka.

"Sebagai anak korban perceraian, saya tumbuh besar tanpa luka yang kelihatan. Tetapi, di dalam hati saya bergelut dengan kemarahan yang hebat, depresi, dan perasaan tidak aman tanpa tahu sebabnya. Saya sama sekali tidak mempercayai kaum pria. Barulah pada usia 30-an saya dibantu oleh seorang teman yang matang untuk mengenali akar kebencian saya dan saya pun mulai berupaya membuangnya.

"Perceraian orang tua saya merampas dari saya hak dasar setiap anak-mendapatkan perasaan aman dan terlindungi. Dunia ini adalah tempat yang dingin dan menakutkan, tetapi bagi saya keluarga tampaknya adalah benteng, tempat anak bisa berlindung agar merasa terpelihara dan terhibur. Jika kita meruntuhkan keluarga, runtuh pulalah benteng itu." - DIANA



(Sumber : Atas kebaikan Sedarlah edisi Februari 2010, h. 6)
Baca serial lengkap ini (Apakah Perceraian jalan Keluarnya?) di Sedarlah! Februari 2010.

[+/-] Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

Espresso, Kopi Yang Spesial

Espresso, Kopi yang Spesial




espresso_still_life


Pertama kali espresso dikembangkan di Italia sebagai negara penghasil rasa yang sangat enak. Namun di berbagai negeri dan kebudayaan juga mengembangkan metode pembuatan minuman sejenis espresso. Misalnya di Indonesia, espresso dikenal juga sebagai tubruk atau yang tidak disaring. Meski ada sedikit perbedaan meski cara ekstrasinya sama. Perbedaannya adalah tubruk biasanya memiliki ampas.

Bagaimana rasa espresso? Bagi pencinta sejati, mereka sangat menggemari espresso karena memiliki citarasa yang sebenarnya. Aroma pada secangkir espresso sangat kuat dan harum. Espresso juga kaya akan rasa . Karena pekat, espresso cenderung lebih kental dan lembut. Rasa dari espresso yaitu manis bercampur pahit. Ada juga yang mengatakan manis seperti karamel.

Espresso biasanya disajikan pada cangkir yang kecil mengingat kepekatan dalam secangkir espresso. Secangkir espresso biasanya hanya sekitar 40 mililiter. Dan cara penyajiannya yaitu langsung disajikan setelah dimasak dan biasanya dihidangkan bersama gula dalam cangkir kecil. Hal ini akan membuat aroma dan keharuman benar-benar terasa nikmat.

Pembuatan Espresso

Bagaimana cara mengolah espresso? Jika cara memasak espresso tepat, maka pada bagian atas secangkir espresso terdapat suatu lapisan yang disebut crema yang berupa buih berwarna emas kecokelatan. Lapisan ini bisa diperoleh jika telah dilakukan proses yang benar dan dihasilkan dengan susah payah, yang menambah kelembutan dan mempertahankan sebagian aromanya. Jika pembuatan espresso tidak benar maka espresso terasa pahit. Espresso yang benar pembuatannya seharusnya terasa manis kepahit-pahitan. Jika cangkir Anda terlalu penuh atau kopinya tidak berlapis crema, maka yang disajikan kepada Anda kemungkinan keras dan terlalu lama diekstrak dan dimasak. Jadi jika Anda berada di resto atau kafe dan memesan espresso, Anda sebaiknya memperhatikan cangkir dan rasa espresso tersebut apakah sudah memenuhi syarat secangkir espresso.

Cara membuat espresso yaitu dengan menggunakan racikan biji pilihan. Biji pilihan tersebut kemudian disangrai sampai berwarna cokelat gelap namun jangan sampai kehitaman. Setelah itu digiling lebih halus daripada biasa. Namun, proses memasak espresso yang cukup unik. Espresso dimasak dengan memanfaatkan tekanan uap. Sedangkan jumlah yang digunakan untuk satu porsi penyajian espresso sekitar dua pertiga jumlah untuk membuat biasa, namun dengan menggunakan jumlah air yang jauh lebih sedikit. Proses memasaknya mengeluarkan esens dari biji-biji .

Untuk membuat espresso, Anda bisa menggunakan beberapa alat berikut yang dapat dibeli dengan mudah. Yang paling murah adalah teko khusus pembuat espresso. Namun hasilnya adalah yang tidak terlalu kental dan tidak terlalu banyak crema. Alat lainnya adalah mesin uap listrik. Sedangkan yang paling mahal adalah mesin piston dan mesin pompa. Keduanya akan menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk menghasilkan espresso dengan kualitas terbaik.

Tetapi jika Anda tidak menyukai yang pekat seperti espresso, maka Anda bisa membuat varian lainnya dengan bahan dasar espresso. Ada beberapa jenis minuman yang menggunakan bahan dasar espresso misalnya cappuccino atau bisa juga dibuat menjadi caffe latte bercampur krim.

Apakah Espresso Berbahaya?

memiliki kafein yang memiliki bahaya untuk kesehatan tubuh. Secangkir espresso yang adalah pekat memiliki kadar kafein lebih tinggi dari biasa. Kafein yang terkandung dalam memiliki efek stimulan yang tidak baik untuk kesehatan. Kafein dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Kafein juga menyebabkan seseorang sulit mengendalikan emosi serta sulit berkonsentrasi. Kafein juga diindikasikan bisa memicu kanker.

Selain kafein, ternyata espresso atau tubruk bisa meningkatkan kadar kolesterol. Biji mengandung senyawa peningkat kadar kolesterol, yang disebut kafestol. Kafestol akan keluar dari biji saat air panas dituangkan secara langsung pada bubuk. Dalam pembuatan espresso, air panas akan langsung disemprot dengan tekanan tinggi ke sehingga akan menghasilkan kafestol. Proses pembuatan espresso tanpa menggunakan saringan kertas sehingga akan menghasilkan cukup banyak kafestol. Jika tidak menggunakan saringan kertas, maka kafestol masih terkandung dalam seduhan itu.

Kafestol yang terkandung dalam secangkir espresso kira-kira sebanyak 4 mg bahkan lebih. Kandungan kafestol sebanyak itu dapat meningkatkan kadar kolesterol sebanyak 1 persen. Tetapi peningkatan kadar kolesterol tidak terlalu banyak jika Anda hanya meminum secangkir kecil espresso sehari.

Nikmati Espresso Anda

Espresso atau sering juga disebut tubruk memang memiliki ciri khas dan citarasa yang khusus. Bagi penggemar , espresso adalah pilihan yang terbaik. Anda juga dapat dengan mudah membuat espresso di dapur Anda sendiri. Hasil yang baik diperoleh melalui ketekunan dan upaya yang berulang-ulang untuk menghasilkan espreso dengan crema dan buih dari susu. Bagi penggemar , espresso bisa disebut sebagai esens dari yang sangat nikmat. Namun sekali lagi, minumlah dengan bersahaja demi kesehatan Anda. Yang penting Anda sudah bisa menikmati secangkir espresso dengan kenikmatan yang spesial.


Sumber : kumpulan.info/kuliner/artikel-kuliner/35-artikel/188-espresso--yang-spesial.html


(www.lintasberita.com)

[+/-] Selengkapnya...

3 Alasan Untuk Menikmati Secangkir Kopi

3 Alasan Untuk Menikmati Secangkir Kopi


A-Cup-of-Coffee


Ahli punya berbagai alasan yang dapat mendorong Anda untuk minum .

Apakah Anda salah satu penikmat ? apabila ya, ada satu yang belum pernah dijelaskan konsekwensinya adalah . Banyak yang bilang minum itu suatu kebiasaan buruk, tetapi ada yang berpendapat bahwa bisa meningkatkan kadar kolestrol dalam darah.

Tapi tunggu dulu! yang bekum jelas. memang senyawa yang dapat meningkatkan kadar kolestrol, namun senyawa itu akan terangkat bila Anda menyaringnya.

Kabar baiknya, mengapa harus menghentikan ritual itu. Bila Anda tahu yang diberikan secangkir di pagi hari untuk Anda. Keuntunganya adalah:

Membuat Tahan Lama. dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara menunda kelelahan. Karena lebih merangsang metabolisme asam lemak sehingga yang dihasilkan tubuh lebih banyak.

Mempertajam . Waktu Anda kuliah dulu adalah teman setia yang menjaga Anda ketika belajar mati-matian menghadapi ujian semester dan mungkin telah membantu lebih dari sekedar membuat Anda sanggup ‘melek’ semalaman. Hal tersebut terjadi karena bertindak sebagai stimulan yang merangsang dan menyegarkan - tertentu di dalam .

Membuat Lebih Lega. Bila Anda suatu kali mengalami sesak , cobalah minum untuk menghilangkan gejala tersebut. Karena, merelaksasikan dan memperkuat kerja otot yang membantu . Tetapi bila Anda menderita Asma yang cukup , jangan terburu-buru mengganti obat Anda dengan .

bukanlah obat ajaib. Untuk -otot penunjang Anda atau pun , olahraga masih lebih baik dari pada minum .




(Sumber : www.lintasberita.com)

[+/-] Selengkapnya...

Bisakah Sinus Disembuhkan Tanpa Operasi

Bisakah Sinus Disembuhkan Tanpa Operasi




Saya baru 14 Januari 2010 didiagnosa oleh hasil rontgen dokter mengidap sinus di pipi kiri, dan kanan. disarankan harus ke THT, namun ada kekhawatiran yang menghantui saya, adalah saya takut untuk operasi. Pertanyaan saya adalah, apakah sinus bisa disembuhkan bukan melalui prosedur operasi?, karena yang saya alami hanya sakit kepala di bagian kanan, dan itu jarang sekali muncul, baru kemarin muncul secara tiba2, dan sampai sekarang sakit kepala saya yang sebelah kanan belum juga hilang. terima kasih( perempuan, 23 thn,170 cm,57 Kg)



Ibu/Saudari yang Terhormat,

Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi.

Sebelumnya kami ingin memberi informasi mengenai perbedaan sinus dan sinusitis pada Anda. Sinus terdapat pada daerah kepala disebut dengan sinus paranasal yang artinya adalah rongga pada tulang yang berada pada sekitar nasal (hidung). Sedangkan sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada sinus.

Sinus paranasal terdiri dari:
  • Sinus Frontal : terdapat di atas kedua mata, pada bagian keras dahi
  • Sinus ethmoid : terletak di antara hidung dan mata
  • Sinus Sphenoid : pada bagian tengah tulang tengkorak, dibawah kelenjar hipofisis
  • Sinus maksila kanan dan kiri : di bawah kedua mata, pada tulang maksila
Sumber: http://media.summitmedicalgroup.com/media/db/relayhealth-images/sinus.jpg

Sinus memiliki pertahanan melawan virus dan bakteri. Jika mengalami gangguan, maka dapat menyebabkan bakteri yang secara normal terdapat di dalam jalan napas masuk ke dalam sinus. Jika bakteri sudah berada di sana, maka kemudian dapat mengganggu sel yang melapisi dan menyebabkan infeksi pada sinus atau sinusitis.

Beberapa gejala yang dapat timbul seperti ingus kental dan berbau, nyeri pada sinus, dan reffered pain (nyeri yang berasal dari tempat yang lain) yang bervariasi pada tiap sinus. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sinusitis, Anda dapat mengakses artikel kami dengan menekan tombol 'klik' kiri pada judul Sinusitis.

Sinusitis juga dapat terjadi karena adanya sumbatan seperti polip di dalam hidung. Karena jika ditemukan adanya sumbatan yang dapat mencetuskan terjadinya sinusitis, sebaiknya dilakukan operasi pengangkatan agar sinusitis tidak timbul berulang. Namun jika penyebabnya adalah infeksi saluran napas atas seperti batuk ataupun pilek dapat ditangani terlebih dahulu dengan pemberian antibiotik dan dekongestan. Selain itu, sinusitis juga dapat dicetuskan dari alergi seperti bersin-bersin, maka dari itu jika memang Anda mengalami alergi, hindari lah kemungkinan penyebab alergi ( debu, udara dingin). Jika obat-obatan tidak memberikan perbaikan dan sinusitis menjadi menahun atau bahkan terjadi komplikasi pada organ/daerah sekitar sinus, maka dapat dilakukan operasi.

Beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai pencegahan adalah seperti hindari terjadinya infeksi pada saluran napas atas (pilek, batuk), hidrasi cukup dengan banyak minum, hindari hal-hal yang membuat Anda alergi (umumnya pasien sinusitis mengalami alergi seperti bersin-bersin).

Konsultasikan dengan dokter THT mengenai penyebab dari sinusitis yang Anda alami dan kemungkinan pengobatan yang sesuai.

Demikian informasi kami sampaikan. Semoga bermanfaat. (RIPI)


Salam,


Redaksi Klikdokter

[+/-] Selengkapnya...

10 Hal Yang Membuat Manusia Gagal

10 Hal Yang Membuat Manusia Gagal


Ini dia hal yang bisa membuat manusia menjadi gagal :


1. Menyalahkan orang lain
Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan.
Primitif. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah: "Siapa nih yang nyantet?" Selalu "siapa", Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.
Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, "Adik tuh yang salah", atau, "Mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang, "Saya kok yang memang salah, tidak mampu, dan sebagainya". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. Tidak punya goal atau cita-cita
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. "Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya". Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, “Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah, lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. Mempunyai "goal", tapi ngawur mencapainya

Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, "Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan".

5. Mengambil jalan pintas (shortcut)
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smash 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.

6. Mengambil jalan terlalu panjang, terlalu santai
Analoginya begini: Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha, kalau jalannya runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan?

7. Mengabaikan hal-hal kecil

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. Terlalu cepat menyerah
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. Bayang-bayang masa lalu
Wah, puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa? Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. Menghipnotis diri dengan kesuksesan semu
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan, "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

(sumber: fortang *Hmpfh*/www.lintasberita.com)

[+/-] Selengkapnya...

Obat Anemia Gandakan Risiko Stroke & Jantung

Obat Anemia Gandakan Risiko Stroke dan Jantung


Liana Garcia




Aranesp
(istimewa)



INILAH.COM, Boston - Waspada, pemakaian obat anemia ternyata mampu menggandakan risiko stroke pada pasien pengidap diabetes dan penyakit ginjal.

Berdasarkan kutipan yang dilansir dari Healthday. penelitian yang dilakukan Women's Hospital di Boston, darbepoetin alfa, obat yang dibuat untuk melawan anemia ternyata menggandakan risiko stroke pada pasien pengidap diabetes dan penyakit ginjal tanpa meningkatkan kualitas hidup pasien.

Obat yang dipasarkan dengan nama Aranesp ini, seringkali diresepkan pada pasien diabetes dengan penyakit ginjal kronis serta anemia ringan.

"Manfaat yang diharapkan dari obat ini lebih kecil dibandingkan risikonya. Penemuan ini menjadi bukti baru bagi dokter dan pasien dalam membuat pertimbangan. Ada persepsi kalau menangani anemia akan membuat pasien merasa lebih baik sehingga mereka memutuskan mengambil risiko. Padahal manfaatnya dalam meningkatkan kualitas hidup tidak sebesar yang kita kira, bahkan menggandakan risiko stroke Anda," kata pimpinan penelitian Dr Marc A Pfeffer.

Dalam studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine ini, peneliti melibatkan lebih dari 4.000 partisipan penderita diabetes, penyakit ginjal kronis dan anemia. Mereka secara acak diberikan Aranesp atau placebo (tidak mengandung Aranesp).

Selama studi, lebih banyak pasien yang menerima Aranesp meninggal atau menderita gangguan kardiovaskular (632), dibandingkan 602 pasien yang menerima placebo. Selain itu, 101 pasien yang menggunakan Aranesp mengalami stroke, baik fatal maupun nonfatal dibandingkan dengan 53 orang pada pasien penerima placebo. Di samping itu, pasien yang menerima Aranesp melaporkan hanya mengalami sedikit pengurangan tingkat keletihan.

Penemuan ini, menurut professor di bidang obat-obatan dari University of Toronto Dr Phillip Marsden, mengindikasikan kalau para dokter dan pasien harus mendiskusikan apakah perlu atau tidak perlu menggunakan obat itu.

"Bagi sebagian besar pasien, peningkatan kualitas hidup yang disebabkan oleh obat ini tidak cukup untuk mengimbangi peningkatan risiko stroke dan kematian yang ditimbulkannya," jelas Marsden. [mor]


(Sumber : www.inilah.com)




[+/-] Selengkapnya...

Shocking Treatment Bantu Pengobatan Disfungsi Ereksi

Shocking Treatment Bantu Pengobatan Disfungsi Ereksi


Liana Garcia



INILAH.COM, Haifa - Shockwaves treatment diyakini dapat mengobati disfungsi ereksi.

Berdasarkan kutipan LiveScience, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan, shockwaves dengan intensitas rendah telah terbukti memicu pertumbuhan pembuluh darah baru.

Yoram Vardi, kepala departemen neuro-urology Rambam Medical Center di Haifa, Israel, berspekulasi bahwa terapi shockwave bisa membantu kaum pria dengan masalah disfungsi ereksi yang berasal dari kurangnya aliran darah ke penis.

Para peneliti melakukan uji coba kepada 20 relawan dengan usia rata-rata 56 tahun yang mengalami disfungsi ereksi sekitar tiga tahun, setiap penis menerima sekitar 300 shockwaves selama tiga menit.

Para pria mengalami dua sesi mingguan selama tiga minggu, dan kemudian mengulangi terapi ini setelah tiga minggu istirahat. Peningkatan yang signifikan terlihat pada 15 dari 20 orang relawan laki-laki.

Penelitian ini bukanlah obat untuk semua orang. Penelitian ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki masalah saraf atau otot, dan kurangnya aliran darah ke penis. Para peneliti lebih lanjut akan memperluas riset mereka dengan kelompok plasebo.

"Ini hanya permulaan, masih banyak yang perlu dipahami. Kami juga ingin melihat berapa lama respon ini akan bertahan," kata Vardi. [mor]



(Sumber : www.inilah.com)




[+/-] Selengkapnya...

Disfungsi Ereksi Gejala Penyakit Jantung

Disfungsi Ereksi Gejala Penyakit Jantung?


Vina Ramitha





(istimewa)

INILAH.COM, Jakarta – Jangan remehkan disfungsi ereksi. Pasalnya, riset terbaru menyatakan gangguan pada pria itu merupakan gejala penyakit jantung.

“Disfungsi ereksi merupakan pertanda kuat bahwa seorang pria memiliki risiko serangan jantung, stroke, dan masalah kardiovaskular lainnya,” ujar Direktur Epidemiologi di New England Research Institutes dan pemimpin riset yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology, Andre Araujo, Selasa (19/1).

“Setelah menyesuaikan faktor usia dan risiko penyakit jantung sekalipun, pria dengan fungsi ereksi masih memiliki risiko hingga 40%. Jika ada pria mengeluhkan disfungsi ereksi, petugas medis sebaiknya melakukan tes penyakit kardiovaskular,” lanjutnya.

Araujo pun menyarankan untuk menambahkan disfungsi ereksi ke dalam daftar risiko penyakit jantung yang dikenal dengan sebutan ‘Framingham Heart Study’. Di dalam daftar tersebut sudah ada beberapa gejala seperti tekanan darah dan kolesterol tinggi.

“Hasil ini sudah jelas. Sebab kondisi arteri tersumbat yang mengurangi aliran darah ke jantung dan otak sama seperti yang menghambat aliran darah ke penis. Riset ini bisa menyelamatkan banyak nyawa karena salah satu gejala penyakit kardiovaskular adalah kematian mendadak,” pungkas Araujo. [mor]


(Sumber : www.inilah.com)




[+/-] Selengkapnya...

Hujan Bentuk Air Terjun Langka di Uluru (Australia)

Hujan Bentuk Air Terjun Langka di Uluru





(abc.net.au)

INILAH.COM, Jakarta - Hujan lebat yang membanjiri sebagian besar padang pasir di Australia telah membentuk air terjun langka dari monolit Uluru atau Ayers Rocks.

Banjir yang menyapu sebagian besar timur benua itu, setelah siklon tropis bulan lalu, mendorong gelombang hijau di Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta, ke batu merah raksasa.

"Ini adalah sesuatu yang tidak banyak orang alami, melihat taman pada waktu seperti ini, tahun tanaman hijau dan bunga-bunga yang akan keluar," kata manajer taman Christine Burke.

"Ini waktu sangat menarik di taman sekarang untuk melihat apa yang terjadi, setelah hujan dan itu terlihat indah," katanya kepada radio pemerintah.

Terletak di dekat Sturt Desert yang semi gersang, Uluru biasanya hanya menerima 12 inci hujan per tahun, dan Januari adalah bulan yang terpanas, terkering, dengan suhu hingga 45 derajat Celsius.

Sebaliknya kondisi mendung, rata-rata hanya lima hari dalam setahun.

Uluru adalah bagian suci dari mitologi suku Aborigin dan salah satu wilayah yang paling terkenal.

Australia saat ini sedang mempertimbangkan larangan memanjat karang. Larangan itu memberikan penghormatan pada masyarakat Aborigin, tetapi sepertiga dari 350.000 pengunjung tahunan masih melakukannya.[ito]


(Sumber : Inilah.com/Lintasberita)





[+/-] Selengkapnya...

A Friend Like You . . .

A Friend Like You ...




(Sumber : www.passionup.com)

[+/-] Selengkapnya...

Miss You Each Time .....

Miss You Each Time...



I feel weak,
as if I've fallen in love
for the first time,
because I'm yearning,
missing you,
missing your touch,
missing your voice,
missing your face,
missing all of you,
missing the way
you make me feel.
Spring is all around,
and the warm winds
will flow into summer
all too soon,
and I take in
the beauty of it
and miss you
all the more.
Where the wild roses bloom
and the violets spread out,
I think of you.
And I know that
in the days ahead,
I'll miss you
even more
each time I see
a delicate bud
in bloom.






"Miss You Each Time," written and designed by Bobette Bryan, 2003

(Sumber : www.passionup.com)

[+/-] Selengkapnya...

Puber Kedua, Hanya Pada Lelaki?

Puber Kedua, Hanya pada Lelaki?




Senin, 18 Januari 2010



shutterstock

KOMPAS.com - Puber kedua adalah masa perkembangan jiwa sehubungan dengan perubahan sikap dan perilaku terkait masa perkembangan jiwa antara kisaran 39/40-45 tahun pada lelaki. Puber kedua juga terjadi pada perempuan.

Biasanya yang banyak diulas masalah keengganan menghadapi masa tua sehingga muncul perilaku yang terkesan analog dengan perilaku remaja usia 17-20 tahun. Perilaku tersebut menyangkut sikap heteroseksual, romantisisme, dan minat psikoseksual kepada perempuan remaja dengan penyertaan berlebihan yang membawa konsekuensi gangguan hubungan perkawinan yang sering berakhir dengan perceraian.

KASUS 1

Perkawinan saya sudah berlangsung 11 tahun. Suami tidak pernah memerhatikan saya. Dia tidak pernah menghargai apa yang saya lakukan. Memang dulu saya tidak pernah masak dan kurang memerhatikan, tetapi sekarang saya sudah belajar dan bisa memasak makanan kesukaannya, menyediakan pakaian dalam di kamar mandi saat dia akan mandi, membuatkan kopi. Tetapi, dia sama sekali tidak pernah bilang terima kasih atau memuji perubahan saya.

Sering saya ke salon dan mengubah tatanan rambut atau pakai baju baru . Tetapi, dia cuek. Saya terkadang ingin dipeluk dan saya mendahului memeluk dari belakang. Namun, responsnya sama sekali tidak menyenangkan. ” Ah, panas, sambil melepas pelukan saya.”

Saya bukan menginginkan seks lebih. Saya hanya ingin sesekali dipuji, dihargai, dipeluk, dan dielus. Demikian Ny K (39).

”Ah, sejak 10 tahun lalu perlakuan saya memang begitu, dan dia tidak pernah protes. Kenapa sekarang tiba-tiba jadi begitu banyak tuntutan.” Demikian K memprotes keluhan istrinya.

KASUS 2

”Saya heran kenapa istri saya jatuh cinta lagi. Padahal, dia sudah menikah hampir 12 tahun dengan saya. Saya menemukan Facebook-nya dengan lelaki berusia beberapa tahun di bawah dia. Dia mengaku itu teman adik kelas saat SMA. Saya menemukan indikasi dia sudah melakukan hubungan intim dengan laki-laki itu. Kata-katanya romantis yang saya rasa erat kaitannya dengan hubungan intim lelaki-perempuan.” Demikian Tn L (46).

”Saya akui saya sering Facebook-kan dengan bekas adik kelas. Awalnya dia mengungkap cerita-cerita lucu saat SMA, akhirnya dia mengatakan kagum dan tertarik kecantikan dan kepandaian saya.

Sebenarnya dia sudah menikah dan punya istri cantik dengan satu anak, tetapi dalam Facebook sering mengirimi saya puisi .../ halaman berikutnya

Editor: Anna | Sumber : Kompas Cetak Loading...

[+/-] Selengkapnya...

80 Persen Wanita Pakai Bra Yang Salah

80 Persen Wanita Pakai Bra yang Salah

Siklus menstruasi, pubertas, kehamilan, menyusui, dan menopause mengubah payudara.


Sabtu, 16 Januari 2010, 09:57 WIB

Muhammad Firman



Bra yang tepat untuk payudara (chickipedia.com)

VIVAnews - Para ahli di bidang pakaian dalam wanita percaya bahwa wanita tidak seharusnya mengalami ketidaknyamanan dalam keseharian mereka. Khususnya pada urusan menggunakan pakaian dalam seperti bra.

Umumnya, ketika wanita mengunjungi gerai pakaian dalam untuk membeli bra, ia akan menghabiskan sekitar 40 menit di sana bahkan lebih, sebelum menentukan pilihan akhir.

Seorang wanita yang berpengalaman selalu tahu bagaimana memilih ukuran yang tepat. Meski demikian, dalam beberapa kondisi, wanita mungkin akan mencoba separuh model yang menurutnya menarik tetapi kemudian tidak membeli satupun karena masalah ukuran yang berbeda.

Seperti VIVAnews kutip dari Funreports, 16 Januari 2010, memilih bra merupakan proses yang mengonsumsi waktu dan ruwet.

Menurut statistik, sekitar 80 persen wanita Amerika Serikat menggunakan bra dengan ukuran salah setiap harinya. Tindakan sembrono ini bisa menjurus ke munculnya penyakit payudara, contohnya mastopathy. Belum lagi perasaan tak nyaman yang muncul secara permanen.

Ketika wanita membeli pasangan yang paling pas untuk dadanya, ia akan sulit menggantinya dan akan terus memakai bra tersebut bahkan sampai warnanya berubah akibat termakan waktu dan deterjen. Wanita lainnya akan mulai membeli bra dalam jumlah besar ketika mereka menemukan ukuran yang paling tepat.

Seperti diketahui, tubuh wanita berubah sejalan dengan bertambahnya usia, dan itu alasan mengapa bra berukuran yang sama tidak akan muat dalam periode waktu tertentu. Ukuran payudara juga berubah karena siklus menstruasi, pubertas, kehamilan, menyusui, dan ketika menopause. Penggunaan pil KB juga mempengaruhi metamorfosis ukuran payudara.

Semua tahu mengapa butik pakaian dalam dipenuhi dengan ratusan desain yang beragam karena alasan banyaknya variasi ukuran dan bentuk payudara. Terkadang, satu ukuran bra bisa pas untuk dua bentuk dan ukuran payudara yang berbeda. Tetapi yang perlu diperhatikan, ukuran bra yang tepat adalah ketika wanita yang memakainya hampir tidak bisa merasakan bahwa ia sedang memakai bra tersebut.

• VIVAnews

[+/-] Selengkapnya...

Ukuran Tubuh Pengaruhi Risiko Penyakit

Ukuran Tubuh Pengaruhi Risiko Penyakit

Berikut beberapa ukuran organ dan kemungkinan penyakit yang bisa menyertainya.


Sabtu, 16 Januari 2010, 07:26 WIB
Petti Lubis, Anda Nurlaila



Pijat Tangan (studiomassage.com)

VIVAnews - Ukuran dan bentuk tubuh ternyata menyiratkan kondisi kesehatan seseorang. Berbagai penelitian menunjukkan bentuk dan ukuran organ tubuh menentukan risiko penyakit yang diderita.

Berikut 4 dari 8 ukuran organ dan kemungkinan penyakit yang menyertainya.

1. Indeks Jari
Wanita dengan indeks jari tengah lebih pendek daripada jari manis beresiko terkena osteoarthritis lutut. Sebuah studi yang dipublikasikan 'Journal Arthritis and Rheumatism' 2008 lalu menemukan pria yang kekurangan hormon estrogen kemungkinan terserang osteoarthritis.

Untuk menghindarinya, ahli menyarankan agar melakukan latihan yang memperkuat otot-otot di sekitar lutut. Saat duduk, luruskan kaki ke lantai dan tahan 5-10 detik. Lakukan berulang-ulang.

2. Ukuran kaki
Orang yang memiliki kaki lebih pendek, memiliki resiko terkena penyakit liver. Studi yang dilakukan 2008 dalam 'Journal of Epidemiology and Community Health' di Inggris membuktikan wanita dengan panjang kaki 20-29 inchi memiliki empat enzim yang memicu penyakit liver.

Faktor nutrisi kemungkinan tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan saat kanak-kanak tetapi hingga masa dewasa.

Agar menghindari risiko tersebut, peneliti menyarankan agar menghindari menghirup racun dan hidup sehat. Gunakan masker saat bekerja dengan zat yang mengandung gas dan bahan kimia.

3. Hidung
Orang dewasa yang tidak dapat membedakan bau buah-buahan seperti pisang, jeruk, kayu manis memiliki risiko lima kali lebih tinggi terkena Parkinson empat tahun ke depan. Hasil ini berdasarkan studi dalam Jurnal Annals of Neurology.

Peneliti mempercayai ada area di otak yang mempengaruhi terjadinya Parkinson. Sebagai pencegahan, minum suplemen minyak ikan kaya omega 3 yang melindungi otak dari Parkinson.

4. Ukuran Lengan
Jika Anda memiliki lengan terlalu pendek sehingga sulit menjangkau tempat tinggi, sebaiknya berhati-hati. Penelitian 2008 lalu menyebutkan wanita yang lengannya lebih pendek dari ukuran normal berisiko 1,5 kali lebih besar terkena Alzheimer.

Agar tetap menjaga kesehatan ingatan Anda, kerjakan hobi yang memperkuat daya ingat seperti melukis atau mengisi teka-teki silang atau puzzle. Penelitian menunjukkan orang yang menghabiskan hobi yang berhubungan dengan otak mencegah terjadinya Alzheimer 2,5 kali dibandingkan yang tidak beraktivitas.

Ingin melihat ukuran tubuh lainnya yang pengaruhi risiko penyakit, klik di sini!

• VIVAnews

[+/-] Selengkapnya...

Top 10 Buildings Of The Decade

1. Millennium Dome, London, 2000

Designed by the Richard Rogers Partnership and engineers Buro Happold, this was a £45m politically-driven folly. Often compared to a giant jellyfish washed up on the Greenwich peninsula, today this huge tent has been reborn as the successful O2. With a diameter of 365m and topping 100m, its titanic scale remains impressive.

2. Blur, Expo 02, Yverdon-les-Bains, 2002

This sensational pavilion, which was designed by New York architects Diller + Scofidio, was the star of Switzerland’s Expo 02. A cat’s cradle of tensile steel, 20m high and 100m long, it brooded at the end of a steel-and-glass jetty over Lake Neuchatel. Inside, some 30,000 water jets created clouds through which mesmerised (and damp) visitors could walk, again and again.

3. Serpentine Pavilion, London, 2002

This lyrical pavilion, designed by architect Toyo Ito and engineer Cecil Balmond, was a suggestion of an architecture of the future, in which boundaries between walls, floor, ceiling, interior and exterior might dissolve. In a decade of bombast, here was profundity and simplicity.

4. 30 St Mary Axe, London, 2003

Norman Foster’s Gherkin was admired and scorned. Most were awed by his office tower, although some thought it symbolised the cocksure ambition of the City. Its pleasures are chiefly for those who work here: the skygardens are impressive, and the restaurant is one of the world’s most breathtaking new rooms.

5. European Southern Observatory Hotel, Cerro Paranal, Chile, 2003

This "hotel" for astronomers working in the Atacama desert is a perfect fusion of architecture and landscape, from the Munich practice Auer and Weber and engineers Mayr and Ludescher. Coolly geometric red concrete walls form a quasi-monastic courtyard, behind which rooms are stacked in orderly rows. Ostentation is left to the heavens.

6. Beijing National Stadium, Beijing, 2008

This eye-catching 80,000-seat stadium, designed by the Swiss architects Herzog and de Meuron with the Chinese artist, Ai Weiwei, was the architectural highlight of the 2008 Olympics. It consists of two buildings, one inside the other: a red concrete bowl for seating surrounded by the steel “bird’s nest”. Since the Olympics, this charismatic building has been largely redundant.

7. St Pancras station, London, 2007

Magnificent revival of the Victorian Gothic railway terminus, now one of the world’s finest stations. Alastair Lansley led his team over a decade, transforming this fusion of 19th-century architecture and mind-searing engineering into a place for 21st-century trains. The hotel and penthouse flats high in the rafters have yet to be completed.

8. Le Viaduc de Millau, Aveyron, 2004

Awe-inspiring bridge carrying the A75 autoroute across the Tarn Valley in southern France. Designed by the engineer Michel Virlogeux and Norman Foster, the Viaduc de Millau is best seen from the tops of the valley sides, especially when its Eiffel Tower-high pylons spear the summer clouds.

9. Neues Museum, Berlin, 2009

After 10 years of painstaking reconstruction, this magnificent 19th-century cultural pantechnicon, closed in 1939, was reopened to popular and critical acclaim. The complex and intelligent redesign was by the British architect, David Chipperfield, who has allowed the old building to breathe while fitting it out with all the new technology it needs.

10. Burj Dubai Dubai’s economy totters as the Burj Dubai, the world’s tallest structure, prepares to open.

At 818 metres, it is the equivalent of the Empire State Building with the Chrysler Building on top. Designed by Adrian Smith and Bill Baker of Chicago-based SOM, the Burj has 160 storeys of hotel rooms, Armani-styled apartments and sky-high offices.





(Sumber : www.lintasberita.com)

[+/-] Selengkapnya...

Beginilah Jika Bumi Hanya Di Huni 100 Orang Saja

dream indonesia

Beginilah Jika Bumi Hanya Di Huni 100 Orang Saja

Ditulis dalam MOTIVASI oleh pimpii pada Januari 16, 2010

Sungguh menarik jika membayangkan bahwa bumi hanya di huni oleh 100 saja. Coba Likat! Jika seluruh populasi penduduk bumi tinggal dalam satu desa dan disusutkan hingga menjadi tinggal 100 orang saja, dan jika seluruh perhitungan rasio kependudukan masih berlaku, seperti apakah kira-kira profil desa bumi tersebut?

Philip M. Hartner, MD dari fakultas kedokteran Stanford University Amerika Serikat mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Berdasarkan analisanya pada penduduk desa bumi, ditemukan komposisi sebagai berikut :

  • Dari perbandingan sukubangsa :
  • Maka bumi akan dihuni oleh :

    57 orang Asia,

    21 orang Eropa,

    14 orang dari bagian bumi sebelah barat dan

    8 orang Afrika

    • Dari perbandingan jenis kelamin :

    52 orang perempuan,

    48 orang laki-laki

    • Dari perbandingan warna kulit:

    20 orang kulit putih,

    80 orang kulit berwarna

    • Dari tingkah laku seksual:

    89 orang heteroseksual,

    11 orang homoseksual

    • Dari kekayaan dan kesejahteraan:

    6 orang memiliki 59% dari seluruh kekayaan bumi, dan ke enam orang tersebut berasal dari Amerika Serikat,

    80 orang tinggal di rumah-rumah yang tidak memenuhi standar,

    70 orang tidak bisa membaca,

    50 orang menderita kekurangan gizi,

    1 orang hampir meninggal,

    1 orang dalam kondisi hamil,

    1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi,

    1 orang mempunyai computer.

    Sekarang mari kita renungkan analisa Hartner dan simak hal-hal berikut ini :

    • Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca — maka anda adalah bagian dari kelompok terpilih dan lebih kaya dari 75% penduduk bumi yang lain.
    • Jika andamemiliki rumah yang baik, memiliki banyak makanan , dapat membaca, memiliki computer –maka anda adalah bagian dari kelompok elit
    • Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat — anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin yang mungkin tidak dapat bertahan hidup hingga minggu ini
    • Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, atau kelaparan – anda lebih beruntung dari 500 juta orang yang lainnya
    • Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik, ikut kampanye, menjadi caleg, diskusi dan pertemuan keagamaan tanpa merasa takut ditangkap, disiksa, dikucilkan – anda lebih beruntung, karena lebih dari 3 milyar penduduk bumi tidak dapat melakukannya dengan bebas
    • Anda juga mungkin termasuk anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya dunia – jika anda sekarang ini memiliki uang di dompet, di bank dan mampu membelanjakan sebagian uang anda untuk makan di restoran.
    • Dan jika anda membaca pesan ini sampai selesai – anda baru saja mendapatkan karunia ganda : karena seseorang memikirkan anda, dan anda lebih beruntung dari 2 milyar orang yang tidak dapat mebaca sama sekali

    Demikianlah. Semoga anda dapat menikmati hari yang indah ini. Duduk di depan computer, merancang hari depan dengan baik, perduli pada sesama. Hitunglah karunia keberuntungan anda bak-baik, dan sampaikan kepada orang lain untuk mengingatkan, bahwa sebenarnya kita adalah orang-orang yang SANGAT BERUNTUNG.





    (Sumber : www.lintasberita.com)



    [+/-] Selengkapnya...

    Pajak - Harga Untuk "Masyarakat yang Beradab"?

    Man with tax forms and calculator

    Are Your
    TAXES
    Too High?

    Taxes—Price of a "Civilized Society"?


    1. Bottle and glass filled with alcohol; 2. Cigarettes In many lands high taxes are placed on tobacco products and alcoholic beverage


    Taxes finance many of the services that we might take for granted

    1. Firemen; 2. Garbage collectors; 3. Policewoman; 4. Teacher in classroom; 5. Road construction



    Pajak—Harga untuk ”Masyarakat yang Beradab”?


    ”Pajak adalah apa yang kita bayar guna memperoleh masyarakat yang beradab.”—Inskripsi pada gedung Kantor Pelayanan Pajak, Washington, DC.



    PEMERINTAH menyatakan bahwa pajak tidak menyenangkan tetapi perlu—harga untuk ”masyarakat yang beradab”. Apakah Anda sependapat dengan opini itu atau tidak, tak dapat disangkal bahwa harga tersebut biasanya tinggi.

    Pajak dapat dibagi dalam dua kategori: langsung dan tidak langsung. Pajak penghasilan, pajak perusahaan, dan pajak properti adalah contoh pajak langsung. Dari semua ini, pajak penghasilan mungkin yang paling mengesalkan. Ini khususnya demikian di negeri-negeri yang menetapkan pajak penghasilan progresif—semakin tinggi penghasilan Anda, semakin tinggi pajak yang Anda bayar. Kritikus menyatakan bahwa pajak progresif menghukum kerja keras dan kesuksesan.

    OECD Observer, sebuah publikasi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, mengingatkan kita bahwa selain pajak yang dibayarkan kepada pemerintah pusat, ”orang yang memperoleh penghasilan mungkin harus membayar pajak penghasilan kepada pemerintah setempat, regional, provinsi atau negara bagian selain kepada pemerintah pusat. Demikianlah yang terjadi di Amerika Serikat, Belgia, Islandia, Jepang, Kanada, Korea, negeri-negeri Skandinavia, Spanyol, dan Swiss”.

    Pajak tidak langsung mencakup pajak penjualan, pajak atas minuman keras dan rokok, dan bea masuk. Pajak ini tidak semencolok pajak langsung tetapi masih dapat memberikan pukulan ekonomi yang hebat, terutama di kalangan orang miskin. Dalam majalah India Frontline, penulis Jayali Ghosh menyatakan bahwa ada konsep yang keliru bahwa para wajib pajak dari golongan menengah dan kaya adalah pembayar pajak terbesar di India. Ghosh mengatakan, ”Untuk pemerintah-pemerintah Negara Bagian, jumlah pajak tidak langsung mencapai lebih dari 95 persen total pungutan pajak mereka. . . . Kemungkinan besar orang miskinlah yang sebenarnya membayar bagian yang lebih besar dari penghasilan mereka dalam bentuk pajak, daripada orang kaya.” Pajak yang tinggi atas barang-barang konsumsi massal, seperti sabun dan makanan, tampaknya menciptakan kesenjangan ini.

    Apa persisnya yang diperbuat pemerintah dengan semua uang yang mereka kumpulkan?


    Cara Uang Itu Digunakan

    Memang, pemerintah membutuhkan uang yang sangat banyak untuk mengelola dan menyediakan pelayanan yang diperlukan. Di Prancis, misalnya, 1 dari 4 orang bekerja di sektor pemerintah. Ini mencakup guru, pegawai kantor pos, personel museum dan rumah sakit, polisi, dan pegawai pemerintah lainnya. Pajak dibutuhkan untuk membayar gaji mereka. Pajak juga digunakan untuk jalan, sekolah, serta rumah sakit dan turut membayar pelayanan seperti pengumpulan sampah dan pengiriman pos.

    Biaya militer merupakan alasan penting lain untuk memungut pajak. Pajak penghasilan pertama kali dikenakan pada orang-orang Inggris yang kaya untuk membiayai perang melawan Prancis pada tahun 1799. Akan tetapi, selama Perang Dunia II, pemerintah Inggris mulai mengharuskan kaum buruh ikut membayar pajak penghasilan. Dewasa ini, pembiayaan angkatan bersenjata suatu bangsa terus menjadi urusan yang menyedot uang, bahkan pada masa-masa damai. Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan bahwa pembelanjaan militer dunia pada tahun 2000 mencapai sekitar 798 miliar dolar AS.

    Rekayasa Sosial

    Pajak juga berfungsi sebagai ”rekayasa sosial”—sarana untuk mendukung atau mencegah bentuk perilaku tertentu. Pajak alkohol, contohnya, diharapkan mengurangi minum minuman beralkohol secara berlebihan. Maka, di banyak negeri, pajak meraup sekitar 35 persen harga eceran bir.

    Pajak yang berat juga dikenakan pada tembakau. Di Afrika Selatan, pajak meraup 45 hingga 50 persen harga setiap bungkus rokok. Akan tetapi, pemerintah dalam menggiatkan pajak seperti itu mungkin tidak selalu dimotivasi oleh kepedulian yang sejati terhadap warganya. Sebagaimana yang dinyatakan penulis Kenneth Warner dalam majalah Foreign Policy, tembakau adalah ”kekuatan ekonomi yang sangat kuat yang setiap tahun menghasilkan ratusan miliar dolar dari penjualan dan miliaran dolar lagi dari pendapatan pajak”.

    Satu contoh rekayasa sosial yang terkenal terjadi pada awal abad ke-20. Badan legislatif AS berikhtiar untuk membatasi pembentukan dinasti-dinasti keluarga kaya. Caranya? Dengan menciptakan pajak warisan. Sewaktu seorang kaya meninggal, pajak meraup sejumlah besar kekayaan yang dikumpulkannya. Para pendukungnya berpendapat bahwa pajak itu ”mengalihkan kekayaan dari jalur keluarga aristokrat ke jalur masyarakat demokratis”. Boleh jadi demikian halnya, tetapi para wajib pajak yang kaya telah mengembangkan sejumlah strategi untuk meredam dampak pajak itu.

    Pajak terus digunakan untuk menggalang berbagai isu sosial, seperti lingkungan. The Environmental Magazine melaporkan, ”Sembilan negara Eropa Barat belum lama ini telah mengimplementasikan pengalihan pajak lingkungan, sebagian besar sebagai sarana untuk mengurangi polutan udara.” Pajak penghasilan progresif, yang disebutkan di awal, merupakan upaya rekayasa sosial lainnya; gagasannya adalah untuk mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Beberapa pemerintah juga memberikan pengurangan pajak kepada orang-orang yang memberikan sumbangan amal atau kepada pasangan suami istri yang punya anak-anak.

    Mengapa Begitu Rumit?

    Setiap kali suatu pajak baru diusulkan, para legislator mencoba menutup setiap kemungkinan adanya celah hukum pajak. Ingatlah: Uang yang jumlahnya sangat besar sedang dipertaruhkan. Hasilnya? Hukum perpajakan cenderung rumit dan sangat teknis. Suatu artikel di majalah Time menjelaskan bahwa sebagian besar kerumitan dalam hukum perpajakan AS ”timbul sewaktu mendefinisikan penghasilan”, yakni sewaktu menentukan hal apa saja yang bisa dikenai pajak. Kerumitan lebih lanjut timbul karena luar biasa banyaknya peraturan yang ”memungkinkan berbagai pengurangan dan pengecualian”. Akan tetapi, bukan hanya Amerika Serikat yang mempunyai hukum perpajakan yang rumit. Sebuah edisi baru undang-undang perpajakan Kerajaan Inggris disusun ke dalam 9.521 halaman, dibagi menjadi sepuluh jilid buku.

    Kantor Penelitian Kebijakan Perpajakan di University of Michigan melaporkan, ”Setiap tahun para wajib pajak AS menghabiskan lebih dari tiga miliar jam untuk mengisi formulir pajak penghasilan mereka. . . . Secara keseluruhan, jumlah waktu dan uang yang digunakan oleh para wajib pajak AS [dalam mengisi formulir pajak] mencapai 100 miliar dolar setiap tahun, atau sekitar 10% pajak yang terkumpul. Sebagian besar biaya kepatuhan ini dikarenakan kerumitan yang luar biasa dari hukum pajak penghasilan.” Reuben, yang disebut di awal artikel pertama serial ini, mengatakan, ”Saya sebelumnya mencoba mempersiapkan formulir pajak saya sendiri, tetapi hal itu sangat memakan waktu, dan saya sering merasa bahwa saya membayar lebih banyak daripada seharusnya. Maka, kini saya membayar seorang akuntan untuk mempersiapkan formulir pajak saya.”—Lihat kotak ”Mematuhi Hukum Perpajakan”, di halaman 8.

    Pembayar, Penghindar, dan Penggelap

    Kebanyakan orang setidaknya akan dengan berat hati mengakui manfaat yang dihasilkan pajak untuk komunitas mereka. Kepala Pendapatan Dalam Negeri Inggris pernah menjelaskan, ”Tidak seorang pun senang membayar pajak penghasilan, tetapi hampir tidak ada yang berpendapat bahwa keadaan kita akan lebih baik tanpa pajak itu.” Ada yang memperkirakan bahwa tingkat kepatuhan terhadap pajak di Amerika Serikat mencapai 90 persen. Seorang pakar perpajakan mengakui, ”Sebagian besar ketidakpatuhan timbul dari kesulitan dengan hukum dan prosedur, bukan penggelapan yang disengaja.”

    Meskipun demikian, banyak orang menemukan cara untuk menghindari pembayaran pajak tertentu. Misalnya, perhatikan apa yang dikatakan sebuah artikel di U.S.News & World Report mengenai pajak perusahaan, ”Banyak firma secara legal mengelak dari membayar sebagian besar kewajiban pajak mereka—dan kadang-kadang semuanya—melalui pengurangan pajak dan manuver akuntansi.” Sewaktu memberikan contoh tentang satu siasat cerdik, artikel itu melanjutkan, ”Sebuah perusahaan AS mendirikan sebuah firma di negeri asing yang tarif pajaknya menguntungkan. Kemudian, perusahaan AS itu dialihkan menjadi cabang perusahaan luar negerinya.” Dengan demikian, perusahaan itu tidak perlu membayar pajak AS—yang bisa setinggi 35 persen—meskipun ”kantor pusatnya mungkin tidak lebih dari sebuah lemari arsip dan kotak surat”.

    Kemudian, ada yang terang-terangan menggelapkan pajak. Menurut laporan, penggelapan pajak dipandang sebagai ”permainan nasional” di sebuah negara Eropa. Suatu survei di Amerika Serikat mendapati bahwa hanya 58 persen pria berusia antara 25 dan 29 tahun yang percaya bahwa tidak melaporkan semua penghasilan adalah perbuatan yang salah. Para penggagas survei itu mengakui, ”Laporan itu tidak menyingkapkan bahwa etika dan moralitas masyarakat kita cukup tinggi.” Di Meksiko, penggelapan pajak diperkirakan mencapai sekitar 35 persen.
    Namun, secara umum orang mengakui perlunya pajak dan tidak berkeberatan untuk membayar bagian mereka secara jujur. Akan tetapi, kata-kata terkenal dari Tiberius Caesar ada benarnya, ”Seorang gembala yang baik seharusnya memangkas bulu ternaknya, bukan mengulitinya.” Jika Anda merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh suatu sistem yang tampak membebani, tidak adil, dan terlalu rumit, bagaimana seharusnya Anda memandang pembayaran pajak?


    Pikirkan Sebelum Anda Pindah!

    Sistem perpajakan sangat beragam dari satu negeri ke negeri lain. Malah, pajak penghasilan setempat bisa sangat beragam di negeri yang sama. Cocokkah untuk mempertimbangkan pindah ke suatu daerah yang tarif pajaknya lebih rendah? Mungkin, tetapi Anda hendaknya berpikir sebelum pindah.

    Contohnya, sebuah artikel di OECD Observer mengingatkan para pembaca bahwa tarif dasar pajak penghasilan bukan satu-satunya yang harus dipertimbangkan. Artikel itu mengatakan, ”Tagihan pajak aktual dari wajib pajak perorangan juga berpengaruh terhadap berbagai pengurangan.” Misalnya, beberapa negeri memiliki tarif pajak penghasilan yang rendah. Tetapi, mereka memberikan ”sangat sedikit kelonggaran atas pengurangan dan pengecualian pajak dasar”. Alhasil, orang itu akhirnya bisa jadi harus membayar lebih banyak di sana daripada di negeri yang tarif pajaknya lebih tinggi tetapi menawarkan lebih banyak pengecualian dan pengurangan pajak.

    Di Amerika Serikat, ada yang mempertimbangkan untuk pindah ke negara-negara bagian yang tidak mengenakan pajak penghasilan. Tetapi, apakah ini sudah pasti menyelamatkan uang seseorang? Tidak demikian halnya menurut Kiplinger’s Personal Finance, yang mengatakan, ”Dalam beberapa kasus, penelitian kami memperlihatkan bahwa negara-negara bagian yang tidak memungut pajak penghasilan mengkompensasikannya dengan tarif pajak properti, pajak penjualan, dan pajak kategori lainnya yang lebih tinggi.”


    Mematuhi Hukum Perpajakan

    Bagi kebanyakan dari kita, membayar pajak adalah suatu urusan yang menekan dan membebani. Oleh karena itu, Sedarlah! meminta beberapa saran praktis dari seorang pakar perpajakan.

    ”Carilah saran yang masuk akal. Ini sangat penting, karena hukum perpajakan bisa rumit, dan kurangnya pengetahuan tentang hukum itu jarang sekali diterima sebagai alasan yang sah untuk ketidakpatuhan. Kendati seorang wajib pajak mungkin menganggap para petugas pajak sebagai musuh, mereka ini sering kali dapat memberikan petunjuk yang akurat dan sederhana mengenai caranya menangani masalah pajak. Para pegawai perpajakan lebih suka apabila Anda mengisi formulir pajak dengan benar sejak awal. Mereka tidak mau mendakwa Anda karena tidak patuh.

    ”Jika keuangan Anda rumit, mintalah saran dari seorang akuntan pajak profesional. Tetapi, waspadalah! Meskipun ada banyak akuntan pajak profesional yang peduli terhadap Anda, ada banyak yang tidak seperti itu. Mintalah rekomendasi dari seorang sahabat atau rekan bisnis yang tepercaya, dan selidikilah reputasi akuntan itu.

    ”Segeralah bertindak. Sanksi atas keterlambatan menyerahkan informasi bisa sangat berat.
    ”Simpanlah dokumen dengan rapi. Apa pun sistem pembukuan Anda, jagalah agar tetap terkini. Dengan begitu, tidak banyak waktu yang terbuang sewaktu Anda harus mengisi formulir pajak. Posisi Anda juga akan lebih baik ketika dokumen Anda harus diaudit.

    ”Jujurlah. Anda mungkin tergoda untuk curang atau mungkin sedikit membengkokkan peraturan. Tetapi, para petugas pajak punya banyak cara yang lihai untuk menemukan laporan yang tidak benar. Yang selalu terbaik adalah bersikap jujur.

    ”Jangan lepas tangan. Jika orang yang Anda bayar untuk mempersiapkan pembayaran pajak Anda melaporkan informasi yang tidak akurat, Andalah yang harus bertanggung jawab. Maka, pastikanlah agar wakil Anda itu bertindak selaras dengan keinginan Anda.”



    Sumber :
    Watchtower Library 2008 (Bahasa Indonesia)
    Appeared in Awake! December 8, 2003
    Copyright © 2006 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. All rights reserved. Website : www.watchtower.org


    *) Lihat juga artikel : "Kekesalan Yang Meningkat Terhadap pajak?"

    [+/-] Selengkapnya...

    Template by : Kendhin x-template.blogspot.com