Menanti Munculnya si Buah Hati Hingga 25 Tahun
Irna Gustia - detikHealth
(Foto: telegraph)
London, Berapa lama waktu yang sudah dinantikan untuk mendapatkan si buah hati? 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun? Ah, itu belum seberapa, pasangan paruh baya di Inggris pantang menyerah hingga 25 tahun untuk bisa punya anak. Kesabaran dan usaha yang luar biasa.
Pasangan Neil Ward (56 tahun) dan istrinya Monique Ward (46 tahun) mencoba berbagai cara untuk bisa punya anak dengan dana yang telah dihabiskan 100 ribu poundsterling atau Rp 1,5 miliar (kurs Rp 15.000/GBP). Atau jika dihitung pengeluarannya secara tahunan, pasangan tersebut menyisihkan dana Rp 60 juta per tahuan untuk program punya anak selama 25 tahun.
Pasangan tersebut menikah di tahun 1985 namun setelah enam bulan menikah belum ada tanda-tanda kehamilan dan saat dilakukan tes diketahui Neil memiliki jumlah sperma yang rendah.
Sejak tahun 1986 keduanya memutuskan mengikuti proses di NHS Inggris dengan teknik sperma dimasukkan langsung ke rahim istri melalui kateter. Tetapi setelah 8 kali proses tersebut gagal.
Kemudian pasangan tersebut beralih ke program bayi tabung (IVF) yang menghabiskan biaya 12 ribu pound (Rp 180 juta) selama 3 kali namun juga sia-sia.
Empat tahun kemudian pasangan ini mencoba teknik IVF yang berbeda, sampai-sampai untuk melakukannya rumah yang dikredit dijaminkan lagi untuk membiayai empat kali putaran injeksi sperma dengan Intracytoplasmic (Intracytoplasmic Sperm Injection) yang memakan biaya 5 ribu pounds (Rp 75 juta). Tapi lagi-lagi usaha ini pun gagal.
Di tahun 2002 pasangan ini berkonsultasi di Midland Fertility Clinic in Aldridge, West Mids. Karena melihat usia Monica yang tidak lagi muda klinik tersebut menyarankan donor telur yakni telur bukan milik si ibunya.
Keduanya lalu masuk daftar tunggu selama 2 tahun, dan ditemukan telur yang sesuai di klinik fertilitas di kota Valencia, Spanyol.
Pada November 2008, telur donor dan sperma dimasukkan langsung ke rahim Monica, tetapi setelah satu bulan tidak ada hasilnya. Biaya yang sudah dikeluarkan termasuk perjalan ke Spanyol sebesar 17 ribu pound (Rp 255 juta).
Meski gagal, pasangan tersebut memutuskan mencobanya sekali gagal. Setelah lima bulan dari kegagalan tersebut Monica mengikuti lagi perawatan donor telur. Hasilnya sungguh setimpal, Monica akhirnya bisa hamil dan mengandung bayi kembar.
Kedua putranya telah lahir pada 29 Desember 2009 yang diberi nama Benjamin dan Walker yang lahir secara prematur. Ben lahir dengan berat 4 poun (1,8 kg) dan Walker lahir 4 menit sebelumnya dengan berat 5 poun lebih (2,25 kg).
Meski telah menghabiskan banyak biaya dan waktu yang panjang, keduanya mengaku tidak pernah menyesal. "Ketika pertama kali saya menyentuhnya, mata saya penuh dengan air mata. Kami begitu lama menantinya dan akhirnya menjadi kenyataan," kata Monica.
"Mereka berdua adalah mukjizat bagi kami, sepertinya kami seumur hidup berusaha untuk bayi ini dan sekarang kami hanya akan melihat 25 tahun ke depan untuk kebahagiaan mereka," kata Monica seperti dilansir dari Telegraph, Jumat (15/1/2009).
(ir/ver)
Komentar :
Ini hanya info saja, keputusan untuk melakukan berbagai macam teknik kehamilan adalah merupakan pilihan pribadi.
Ada juga yang berpendapat bahwa tetap saja bayi yang dikandung bukan merupakan anak kandung walaupun prosesnya lahirnya (sel telur) ditanam di istrinya, sel telurnya merupakan milik orang lain.
Ada banyak pertimbangan untuk melakukan hal ini, yah anak merupakan kebanggaan tersendiri, buah hati selalu saja merupakan karunia yang tak terhingga.
Pasangan Neil Ward (56 tahun) dan istrinya Monique Ward (46 tahun) mencoba berbagai cara untuk bisa punya anak dengan dana yang telah dihabiskan 100 ribu poundsterling atau Rp 1,5 miliar (kurs Rp 15.000/GBP). Atau jika dihitung pengeluarannya secara tahunan, pasangan tersebut menyisihkan dana Rp 60 juta per tahuan untuk program punya anak selama 25 tahun.
Pasangan tersebut menikah di tahun 1985 namun setelah enam bulan menikah belum ada tanda-tanda kehamilan dan saat dilakukan tes diketahui Neil memiliki jumlah sperma yang rendah.
Sejak tahun 1986 keduanya memutuskan mengikuti proses di NHS Inggris dengan teknik sperma dimasukkan langsung ke rahim istri melalui kateter. Tetapi setelah 8 kali proses tersebut gagal.
Kemudian pasangan tersebut beralih ke program bayi tabung (IVF) yang menghabiskan biaya 12 ribu pound (Rp 180 juta) selama 3 kali namun juga sia-sia.
Empat tahun kemudian pasangan ini mencoba teknik IVF yang berbeda, sampai-sampai untuk melakukannya rumah yang dikredit dijaminkan lagi untuk membiayai empat kali putaran injeksi sperma dengan Intracytoplasmic (Intracytoplasmic Sperm Injection) yang memakan biaya 5 ribu pounds (Rp 75 juta). Tapi lagi-lagi usaha ini pun gagal.
Di tahun 2002 pasangan ini berkonsultasi di Midland Fertility Clinic in Aldridge, West Mids. Karena melihat usia Monica yang tidak lagi muda klinik tersebut menyarankan donor telur yakni telur bukan milik si ibunya.
Keduanya lalu masuk daftar tunggu selama 2 tahun, dan ditemukan telur yang sesuai di klinik fertilitas di kota Valencia, Spanyol.
Pada November 2008, telur donor dan sperma dimasukkan langsung ke rahim Monica, tetapi setelah satu bulan tidak ada hasilnya. Biaya yang sudah dikeluarkan termasuk perjalan ke Spanyol sebesar 17 ribu pound (Rp 255 juta).
Meski gagal, pasangan tersebut memutuskan mencobanya sekali gagal. Setelah lima bulan dari kegagalan tersebut Monica mengikuti lagi perawatan donor telur. Hasilnya sungguh setimpal, Monica akhirnya bisa hamil dan mengandung bayi kembar.
Kedua putranya telah lahir pada 29 Desember 2009 yang diberi nama Benjamin dan Walker yang lahir secara prematur. Ben lahir dengan berat 4 poun (1,8 kg) dan Walker lahir 4 menit sebelumnya dengan berat 5 poun lebih (2,25 kg).
Meski telah menghabiskan banyak biaya dan waktu yang panjang, keduanya mengaku tidak pernah menyesal. "Ketika pertama kali saya menyentuhnya, mata saya penuh dengan air mata. Kami begitu lama menantinya dan akhirnya menjadi kenyataan," kata Monica.
"Mereka berdua adalah mukjizat bagi kami, sepertinya kami seumur hidup berusaha untuk bayi ini dan sekarang kami hanya akan melihat 25 tahun ke depan untuk kebahagiaan mereka," kata Monica seperti dilansir dari Telegraph, Jumat (15/1/2009).
(ir/ver)
Komentar :
Ini hanya info saja, keputusan untuk melakukan berbagai macam teknik kehamilan adalah merupakan pilihan pribadi.
Ada juga yang berpendapat bahwa tetap saja bayi yang dikandung bukan merupakan anak kandung walaupun prosesnya lahirnya (sel telur) ditanam di istrinya, sel telurnya merupakan milik orang lain.
Ada banyak pertimbangan untuk melakukan hal ini, yah anak merupakan kebanggaan tersendiri, buah hati selalu saja merupakan karunia yang tak terhingga.
0 comments:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar