Bernafas Lambat Kurangi Rasa Sakit
Penulis : Ikarowina Tarigan
medicineworld.org
BERNAFAS perlahan sama baiknya dengan obat-obatan dalam menghilangkan rasa sakit.
Temuan terbaru mengungkapkan, mengurangi jumlah tarikan nafas normal hingga setengahnya bisa mengurangi rasa sakit. Cara ini tidak hanya efektif mengurangi rasa sakit jangka pendek akibat terbakar atau luka tetapi juga bisa membantu ribuan pasien yang menderita sakit sendi dan otot kronis.
Studi baru-baru ini menemukan bahwa partisipan yang bisa menahan rasa sakit yang lebih parah dan lebih lama jika mereka mengikuti sesi kontrol pernafasan. Dalam sesi ini, mereka dilatih memotong jumlah tarikan nafas hingga setengahnya.
Sebagian besar orang dewasa sehat menarik nafas antara 12 dan 18 kali dalam satu menit. Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa memperlambat aktivitas menarik nafas hingga sekitar enam kali dalam satu menit mempunyai efek penghilang rasa sakit.
Dalam studi ini, para peneliti dari Amerika Serikat mempelajari sekelompok perempuan usia pertengahan sehat dan sekelompok perempuan yang menderita fibromyalgia. Fibromyalgia merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya.
Tangan partisipan dari kedua kelompok dipapar dengan perangkat yang dialiri panas dengan suhu yang berbeda-beda. Peneliti mengukur tingkat rasa sakit yang bisa ditahan oleh partisipan.
Saat mengurangi jumlah tarikan nafas hingga setengahnya, partisipan dari kedua kelompok mengaku rasa sakitnya lebih ringan dibandingkan saat bernafas normal.
Apa penyebabnya? Menurut peneliti, bernafas perlahan mengurangi rasa sakit karena langsung mempengaruhi sistem saraf simpatik, serat-serat di sistem saraf pusat yang membantu mengontrol aliran darah dan suhu kulit. Studi-studi telah menunjukkan bahwa menenangkan sistem saraf simpatik bisa menghambat rasa sakit. (IK/OL-08) (Media Indonesia)
Temuan terbaru mengungkapkan, mengurangi jumlah tarikan nafas normal hingga setengahnya bisa mengurangi rasa sakit. Cara ini tidak hanya efektif mengurangi rasa sakit jangka pendek akibat terbakar atau luka tetapi juga bisa membantu ribuan pasien yang menderita sakit sendi dan otot kronis.
Studi baru-baru ini menemukan bahwa partisipan yang bisa menahan rasa sakit yang lebih parah dan lebih lama jika mereka mengikuti sesi kontrol pernafasan. Dalam sesi ini, mereka dilatih memotong jumlah tarikan nafas hingga setengahnya.
Sebagian besar orang dewasa sehat menarik nafas antara 12 dan 18 kali dalam satu menit. Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa memperlambat aktivitas menarik nafas hingga sekitar enam kali dalam satu menit mempunyai efek penghilang rasa sakit.
Dalam studi ini, para peneliti dari Amerika Serikat mempelajari sekelompok perempuan usia pertengahan sehat dan sekelompok perempuan yang menderita fibromyalgia. Fibromyalgia merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pastinya.
Tangan partisipan dari kedua kelompok dipapar dengan perangkat yang dialiri panas dengan suhu yang berbeda-beda. Peneliti mengukur tingkat rasa sakit yang bisa ditahan oleh partisipan.
Saat mengurangi jumlah tarikan nafas hingga setengahnya, partisipan dari kedua kelompok mengaku rasa sakitnya lebih ringan dibandingkan saat bernafas normal.
Apa penyebabnya? Menurut peneliti, bernafas perlahan mengurangi rasa sakit karena langsung mempengaruhi sistem saraf simpatik, serat-serat di sistem saraf pusat yang membantu mengontrol aliran darah dan suhu kulit. Studi-studi telah menunjukkan bahwa menenangkan sistem saraf simpatik bisa menghambat rasa sakit. (IK/OL-08) (Media Indonesia)
0 comments:
Posting Komentar