Custom Search

Nikmati Kehidupan Keluarga

Nikmati Kehidupan Keluarga


Father carrying his young daughter


Dapatkah keluarga-keluarga benar-benar bahagia seperti ini?
Mungkinkah?

Apakah Anda mengenal keluarga yang bersatu dan bahagia seperti yang terlihat dalam risalah ini? Keluarga-keluarga di mana-mana sedang mengalami kehancuran total. Perceraian, kurangnya perasaan aman sehubungan dengan pekerjaan, dilema yang dihadapi orang-tua tunggal [ayah atau ibu yang harus membesarkan anak sendirian], frustrasi—ini semua menjadi faktor dalam krisis tersebut. Seorang pakar dalam bidang kehidupan keluarga meratap, ”Sekarang, ramalan-ramalan mengenai berakhirnya keluarga sudah tidak asing lagi bagi setiap orang.”

Mengapa keluarga-keluarga dewasa ini diserang dengan problem-problem yang begitu parah? Bagaimana kita dapat menikmati kehidupan keluarga?

Bagaimana Asal Mula Keluarga

A happy family

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, kita perlu mengetahui asal mula perkawinan dan keluarga. Karena jika ada Pemulanya—suatu Pencipta—anggota-anggota keluarga harus bersandar kepada-Nya dalam hal bimbingan, karena Ia pasti tahu benar bagaimana kita dapat sepenuhnya menikmati kehidupan keluarga.

Menarik, banyak orang percaya bahwa penyelenggaraan keluarga tidak mempunyai Pemula. The Encyclopedia Americana berkata, ”Ada sarjana-sarjana yang cenderung menyatakan bahwa perkawinan bermula dari penyelenggaraan perkawinan antarhewan yang ada lebih dahulu dari manusia [dalam proses evolusi].” Akan tetapi, sebuah referensi menyebut tentang penciptaan pria dan wanita. Ia mengutip catatan awal dalam sebuah referensi sebagai sumber wewenang dan berkata, ”Apa yang telah dipersatukan [Pencipta], tidak boleh diceraikan manusia.”Dari Sebuah Referensi

Jadi benar yang dikatakan. [Pencipta Sejati] kita yang inteligen telah menciptakan manusia pertama dan mengatur kehidupan keluarga yang bahagia. [Pencipta Sejati] mempersatukan pasangan pertama dalam perkawinan dan mengatakan bahwa sang pria harus ”bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. (dari sebuah referensi) Maka, apakah problem-problem keluarga dewasa ini mungkin timbul karena orang mengejar gaya hidup yang melanggar standar-standar yang telah ditetapkan sang Pencipta dalam Firman-Nya?



Jalan Mana Menuju Sukses?


Couple with a baby girl

Tidak diragukan lagi, Anda tentu menyadari bahwa dunia modern mempropagandakan sikap mencari keuntungan pribadi dan pemenuhan harapan serta ambisi pribadi. ”Ketamakan adalah sehat,” kata seorang ahli keuangan kepada sekelompok mahasiswa di Amerika Serikat yang sudah akan menamatkan kuliahnya. ”Anda dapat menjadi tamak dan tetap merasa diri tidak bersalah.” Namun mengejar harta benda tidak menghasilkan sukses. Sebenarnya, materialisme adalah salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan keluarga karena menjadi penghalang dalam hubungan antarmanusia dan menguras waktu serta uang. Sebagai kontras, pertimbangkan bagaimana dua amsal saja dalam sebuah referensi membantu kita melihat hal apa yang penting bagi kebahagiaan.

”Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.”

”Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.”

[Dari Sebuah Referensi]

Ampuh, bukan? Coba pikir, betapa berbeda dunia ini jika setiap keluarga memprioritaskan hal-hal tersebut! Alkitab juga menyediakan bimbingan yang berharga mengenai bagaimana anggota-anggota keluarga harus memperlakukan satu sama lain. Pertimbangkan beberapa petunjuk yang diberikannya.

Para Suami: ’Kasihilah isterimu sama seperti tubuhmu sendiri.’—Efesus 5:28-30.

Sederhana, namun sangat praktis! Referensi tersebut juga memerintahkan suami untuk ’menghormati istrinya’. Suami melakukan hal ini dengan memberi istri perhatian khusus, termasuk kelembutan, pengertian, dan ketenteraman. Ia juga menghargai pendapat istri dan mendengarkan kepadanya. Tidakkah Anda setuju bahwa keluarga mana pun akan mendapat manfaat jika suami memperlakukan istrinya dengan penuh perhatian, sama seperti ia sendiri ingin diperlakukan?—[Dari sebuah Referensi]

Para Istri: ’Hormatilah suamimu.’—[dari sebuah referensi]

Seorang istri memberikan sumbangan kepada kebahagiaan keluarga dengan membantu suami memenuhi tanggung jawabnya yang berat. Inilah tujuannya semula, karena Allah menyediakan istri untuk menjadi ”penolong baginya, yang sepadan dengan dia”. (dari sebuah referensi) Dapatkah Anda menyadari sepenuhnya berkat bagi kehidupan keluarga bila istri memperlihatkan respek kepada suami dengan mendukung keputusan-keputusannya dan bekerja sama dengan dia untuk mencapai cita-cita keluarga?

Pasangan yang Sudah Menikah: ”Hendaklah suami-istri setia satu sama lain.”— Dari Sebuah Referensi

Bila mereka setia satu sama lain, kehidupan keluarga pasti akan mendapat manfaat. Perzinaan sering menghancurkan keluarga. (Dari sebuah referensi) Maka, dengan bijaksana sebuah refrensi mengatakan mendesak, ”Hendaklah engkau berbahagia dengan istrimu sendiri; carilah kenikmatan pada gadis yang telah kaunikahi . . . Apa gunanya bernafsu kepada wanita lain?”—[Sebuah Referensi]

Para Orang-Tua: ”Didiklah [anak-anakmu] menurut jalan yang patut bagi [mereka].”—Amsal 22:6.

Bila orang-tua memberikan waktu dan perhatian kepada anak-anak, kehidupan keluarga pasti akan membaik. Karena itu Alkitab mendesak para orang-tua untuk mengajar anak-anak mereka prinsip-prinsip yang benar ’apabila mereka duduk di rumah dan apabila mereka sedang dalam perjalanan, apabila mereka berbaring dan apabila mereka bangun’. (dari referensi) Sumber yang sama juga mengatakan agar para orang-tua menunjukkan bahwa mereka mengasihi anak-anak mereka dengan memberi disiplin.—

Anak-Anak: ”Sebagai pengikut Kristus, taatilah orang tuamu karena itulah yang patut dilakukan.”—[Sebuah Referensi]

Memang, dalam dunia yang tidak mengenal hukum ini, tidak selalu mudah untuk menaati orang-tuamu. Namun, tidakkah kalian setuju bahwa adalah bijaksana untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Pemula keluarga? Ia tahu apa yang terbaik agar kehidupan keluarga kita lebih bahagia. Maka buatlah upaya yang keras untuk menaati orang-tuamu. Bertekadlah menghindari banyak godaan dunia untuk melakukan apa yang buruk.—[Sebuah Referensi]

Besarnya manfaat yang akan dinikmati oleh kehidupan keluarga bergantung pada sejauh mana tiap anggota keluarga menerapkan nasihat Pencipta Sejati yang dicatat dalam sebuah buku referensi. Keluarga tidak hanya akan menikmati kehidupan yang lebih baik sekarang namun juga akan memiliki prospek masa depan yang menakjubkan dalam dunia baru yang dijanjikan Pencipta Sejati kita. (Dari sebuah Referensi) Maka, milikilah kebiasaan dalam keluarga untuk belajar bersama dari sumber yang baik! Jutaan keluarga seluas dunia telah mendapati betapa berguna bimbingan yang disediakan dalam buku Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi yang memuat banyak gambar yang indah. (Diedit)



[Kecuali disebutkan, semua kutipan Alkitab diambil dari Terjemahan Baru.]
Artikel di atas berdasarkan sudut pandang penerbitnya, diedit. (Sonny)

Sumber :
[Lihat artikel asli di website : www.watchtower.org - Enjoy Family Life]
Published in 1992 [Nikmati Kehidupan Keluarga] -> Terjemahan Bahasa Indonesia - Watchtower Library 2008
Copyright 2006 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. All Right Reserved.



Artikel yang Berhubungan



0 comments:

Posting Komentar

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com