Kontrol Emosi Penyakit Pergi
Penulis : Ikarowina Tarigan
indeedmotivation.com
SERING marah-marah? Anda tidak sendiri. Saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan, semua orang cenderung mudah marah. Akan tetapi, bukan berarti marah adalah hal yang normal. Kemarahan bisa memicu penyakit, seperti sakit kepala dan punggung. Karena itu, mulailah mengontrol emosi Anda.
Kenali pemicu
Rasa sakit dan ketidaknyamanan konstan merupakan dua pemicu utama. Ketidaknyamanan fisik membuat Anda rentan marah saat dipancing. Saat merasa sakit, misalnya akibat sakit kepala atau punggung, Anda akan menjadi kurang toleran.
Selain itu, kemarahan juga bisa dipicu oleh suhu panas, keributan dan kesesakan di sekeliling. Terjebak di kemacetan lalu lintas di hari yang panas misalnya, akan membuat amarah lebih cepat muncul.
Di samping itu, hambatan dalam mencapai keinginan juga merupakan sumber amarah. Anda akan cenderung marah saat harapan Anda tidak terpenuhi. Dengan kata lain, kemarahan didasari oleh pikiran dan persepsi Anda.
Gejala fisik
Kemarahan akan meningkatkan detak jantung, sehingga Anda harus bernafas lebih cepat dan keras. Bulu di sekujur tubuh juga cenderung berdiri. Tubuh, khususnya wajah cenderung jadi panas dan memerah. Kepala terasa ringan dan kulit, khususnya tangan menjadi lembab.
Mata juga cenderung berair. Di samping itu, kemarahan biasanya diikuti dengan gangguan lambung ringan hingga parah. Mulut dan kerongkongan seringkali kering dan tenggorokan seperti dicekik.
Penumpukan tekanan, perasaan seperti hendak meledak, akan membuat otot menjadi tegang. Anda juga cenderung menjadi hiperaktif, menyentuh barang dengan gelisah, menggertakkan gigi, mengepalkan tinju, serta menghentakkan kaki.
Semua ketegangan ini akan membuat Anda lelah, memicu sakit kepala, sakit leher serta sakit punggung.
Mengontrol amarah
Hitung hingga sepuluh. Cara ini memungkinkan Anda menghindari marah yang langsung meledak. Saat marah, Anda cenderung terdorong untuk menggunakan kata-kata menyakitkan atau serangan fisik. Akan tetapi, cara ini tidak terlalu efektif karena tidak menawarkan komunikasi dan pemecahan masalah.
Komunikasikan perasaan secara efektif dan positif. Selain menunjukkan dan menekan amarah, cobalah temukan cara kreatif untuk mengkomunikasikan dan mengeluarkan perasaan marah Anda. Mulailah mengeluarkan kalimat terbuka seperti "Hei, apa yang Anda katakan membuat saya marah. Saya ingin tahu mengapa Anda berkata begitu". Belajarlah mengucapkan kalimat yang membuka komunikasi sebenarnya. Kalimat ini jauh lebih baik daripada kalimat "Saya marah". Banyak orang yang merasa lebih baik setelah berkomunikasi.
Lepaskan ketegangan dengan olahraga. Ada dua cara fisik yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol tubuh yang hendak marah. Pertama, cobalah olahraga dan lepaskan ketegangan yang menumpuk dalam tubuh. Olahraga akan membuat tubuh memproduksi zat kimia yang membuat Anda merasa nyaman secara emosional. Kedua, belajarlah rileks saat merasa marah. Dengan mencoba rileks, kemarahan akan menurun. Pada saat yang sama, Anda juga mengurangi kerusakan fisik yang terjadi akibat kemarahan.
Maafkan dan lupakan. Pastikan tidak menyimpan amarah. Kemarahan seperti ini bisa berubah menjadi kebencian yang menimbulkan efek negatif. Kebencian akan merugikan kesehatan fisik dan emosi.
Kembangkan persepsi yang lebih baik. Anda akan bisa memaafkan saat Anda mengubah cara pandang Anda mengenai situasi seseorang. Kadang-kadang, situasi akan terlihat berbeda jika Anda mempertimbangkan kembali cara pandang Anda. Masalah yang awalnya terlihat besar bisa berubah menjadi hal yang tidak penting. Karena itu, Anda akan merasa lebih baik.
Evaluasi diri. Kadang-kadang, Anda bisa mengontrol marah setelah mengenali pemicu amarah Anda. Berikut beberapa pertanyaan yang perlu Anda perhatikan untuk menemukan akar masalah dan cara pemecahan yang baru.
1. Ingatlah satu masa dalam hidup saat Anda merasa sangat marah. Bisakah Anda mengingat penyebab marah Anda? Apa yang terjadi.
2. Bagaimana biasanya Anda merespon perasaan marah?
3. Biasanya, bagimana cara Anda mengkomunikasikan kemarahan Anda? (IK/OL-08)
Kenali pemicu
Rasa sakit dan ketidaknyamanan konstan merupakan dua pemicu utama. Ketidaknyamanan fisik membuat Anda rentan marah saat dipancing. Saat merasa sakit, misalnya akibat sakit kepala atau punggung, Anda akan menjadi kurang toleran.
Selain itu, kemarahan juga bisa dipicu oleh suhu panas, keributan dan kesesakan di sekeliling. Terjebak di kemacetan lalu lintas di hari yang panas misalnya, akan membuat amarah lebih cepat muncul.
Di samping itu, hambatan dalam mencapai keinginan juga merupakan sumber amarah. Anda akan cenderung marah saat harapan Anda tidak terpenuhi. Dengan kata lain, kemarahan didasari oleh pikiran dan persepsi Anda.
Gejala fisik
Kemarahan akan meningkatkan detak jantung, sehingga Anda harus bernafas lebih cepat dan keras. Bulu di sekujur tubuh juga cenderung berdiri. Tubuh, khususnya wajah cenderung jadi panas dan memerah. Kepala terasa ringan dan kulit, khususnya tangan menjadi lembab.
Mata juga cenderung berair. Di samping itu, kemarahan biasanya diikuti dengan gangguan lambung ringan hingga parah. Mulut dan kerongkongan seringkali kering dan tenggorokan seperti dicekik.
Penumpukan tekanan, perasaan seperti hendak meledak, akan membuat otot menjadi tegang. Anda juga cenderung menjadi hiperaktif, menyentuh barang dengan gelisah, menggertakkan gigi, mengepalkan tinju, serta menghentakkan kaki.
Semua ketegangan ini akan membuat Anda lelah, memicu sakit kepala, sakit leher serta sakit punggung.
Mengontrol amarah
Hitung hingga sepuluh. Cara ini memungkinkan Anda menghindari marah yang langsung meledak. Saat marah, Anda cenderung terdorong untuk menggunakan kata-kata menyakitkan atau serangan fisik. Akan tetapi, cara ini tidak terlalu efektif karena tidak menawarkan komunikasi dan pemecahan masalah.
Komunikasikan perasaan secara efektif dan positif. Selain menunjukkan dan menekan amarah, cobalah temukan cara kreatif untuk mengkomunikasikan dan mengeluarkan perasaan marah Anda. Mulailah mengeluarkan kalimat terbuka seperti "Hei, apa yang Anda katakan membuat saya marah. Saya ingin tahu mengapa Anda berkata begitu". Belajarlah mengucapkan kalimat yang membuka komunikasi sebenarnya. Kalimat ini jauh lebih baik daripada kalimat "Saya marah". Banyak orang yang merasa lebih baik setelah berkomunikasi.
Lepaskan ketegangan dengan olahraga. Ada dua cara fisik yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol tubuh yang hendak marah. Pertama, cobalah olahraga dan lepaskan ketegangan yang menumpuk dalam tubuh. Olahraga akan membuat tubuh memproduksi zat kimia yang membuat Anda merasa nyaman secara emosional. Kedua, belajarlah rileks saat merasa marah. Dengan mencoba rileks, kemarahan akan menurun. Pada saat yang sama, Anda juga mengurangi kerusakan fisik yang terjadi akibat kemarahan.
Maafkan dan lupakan. Pastikan tidak menyimpan amarah. Kemarahan seperti ini bisa berubah menjadi kebencian yang menimbulkan efek negatif. Kebencian akan merugikan kesehatan fisik dan emosi.
Kembangkan persepsi yang lebih baik. Anda akan bisa memaafkan saat Anda mengubah cara pandang Anda mengenai situasi seseorang. Kadang-kadang, situasi akan terlihat berbeda jika Anda mempertimbangkan kembali cara pandang Anda. Masalah yang awalnya terlihat besar bisa berubah menjadi hal yang tidak penting. Karena itu, Anda akan merasa lebih baik.
Evaluasi diri. Kadang-kadang, Anda bisa mengontrol marah setelah mengenali pemicu amarah Anda. Berikut beberapa pertanyaan yang perlu Anda perhatikan untuk menemukan akar masalah dan cara pemecahan yang baru.
1. Ingatlah satu masa dalam hidup saat Anda merasa sangat marah. Bisakah Anda mengingat penyebab marah Anda? Apa yang terjadi.
2. Bagaimana biasanya Anda merespon perasaan marah?
3. Biasanya, bagimana cara Anda mengkomunikasikan kemarahan Anda? (IK/OL-08)
(Sumber : www.mediaindonesia.com)
0 comments:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar